POPULAR STORIES

Industri Otomotif Dongrak Perekonomian Nasional

Industri Otomotif Dongrak Perekonomian Nasional Industri otomotif

Kabaroto.com - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, inovasi di industri otomotif merupakan kebutuhan dan upaya untuk berdaya saing menghadapi era revolusi industri keempat yang mengacu perkembangan teknologi digital dan internet.

Industri otomotif, lanjutnya, juga ikut mendongkrak perekonomian nasional. Pada 2016, perekonomian mencapai 5% dan 2018 diperkirakan tumbuh 5,6 %.

“Ini momentum meningkatkan industri otomotif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, otomotif sudah menjadi industri andalan dalam kebijakan industri nasional,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (29/4).

Pemerintah, kata Airlangga, menargetkan produksi otomotif 2,5 juta unit pada 2020 untuk kebutuhan domestik dan ekspor.

“Kami mengimbau produsen otomotif di Indonesia untuk terus melakukan inovasi teknologi, meningkatkan investasi dan tenaga kerja, serta menggandeng mitra lokal terutama, di tier 2 dan 3,” katanya.

Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia Antonio Zara juga mengaku optimistis industri otomotif akan bertumbuh pada 2017.

“Dengan asumsi, hal-hal fundamental dalam perekonomian tetap solid, harga-harga komoditas membaik, terjadi pergeseran sumber daya, serta pemerintah memenuhi komitmen untuk belanja dan mengeluarkan anggaran guna menstimulus perekonomian. Saya pikir itu semua akan mendorong pertumbuhan industri otomotif 5% hingga 10%,” terangnya.

Berkaitan dengan komposisi kontribusi masing-masing segmen yang ada, dia yakin pada 2017 LCGC dan SUV tetap akan menjadi dua segmen dengan pertumbuhan paling signifikan secara volume penjualan. Sementara, MPV akan tetap menjadi segmen yang merajai total pasar otomotif Indonesia.

“LCGC dan SUV akan menjadi segmen yang terus bertumbuh. MPV tetap akan menjadi segmen dengan pangsa terbesar. Itu semua tidak akan berubah banyak di 2017,” katanya.

Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara turut menambahkan, ada dua tren utama yang mau atau tidak harus diikuti industri otomotif Indonesia, jika menginginkan ada dorongan volume dari segi ekspor.

Pertama, tren energi dan lingkungan, yang berkaitan erat dengan penggunaan, efisiensi, serta gas buang dari bahan bakar mobil yang diproduksi di Indonesia.

Kedua, terkait teknologi dan keamanan kendaraan yang standarnya semakin ketat dan tinggi, baik di pasar global maupun Asia Tenggara, yang notabene menjadi salah satu tujuan utama ekspor mobil produksiIndonesia.

Terkait bahan bakar, Kukuh menilai pemerintah Indonesia harus segera serius berbenah dan memperhatikan mengenai penerapan standar bahan bakar berkualitas tinggi dengan emisi yang kian rendah.