POPULAR STORIES

Mengenal Metro Kapsul, LRT Berbeda Dari Bandung

Mengenal Metro Kapsul, LRT Berbeda dari Bandung

Purwarupa Light Rail Transit (LRT) Metro Kapsul, moda transportasi massa yang bakal melayani masyarakat diperkenalkan kepada publik, pekan lalu. Karya Konsorsium Metro Kapsul itu dipajang di samping Alun-Alun Kota Bandung.

General Manager PT Pembangunan Perumahan Infrastruktur, Leonnardo Feneri mengatakan, Metro Kapsul adalah moda transportasi yang lebih murah serta meminta masukan dari masyarakat. “Masukan apa saja yang signifikan bisa jadi diimplementasikan,” kata Feneri di Bandung, beberapa waktu lalu.

Konsorsium Metro Kapsul terdiri dari lima perusahaan, PT Teknik Rekayasa Kereta Kapsul (design engineering), PT Kereta Kapsul Manufaktur (produksi karoseri), PT Metro Putra Perkasa (produksi sistem penggerak), PT Indoserako Sejahtera (sistem kendali), dan PT Pembangunan Perumahan Infrastruktur (pengerjaan sipil dan struktur).

Berbeda dengan LRT pada umumnya, Metro Kapsul memanfaatkan motor penggerak yang berada di bagian rodanya. Sebagai sumber energinya, Metro Kapsul menggunakan tenaga listrik yang langsung menuju ke motor dan menggerakkan roda.

“Kalau yang lain itu dari listrik ke motor lalu ke roda- roda gigi baru ke unitnya. Kita efisiensi tinggi,” ungkap Feneri.

Sekilas fisik Metro Kapsul itu bentuknya seperti sky train yang beroperasi di Changi Airport, Singapura. Feneri memaparkan teknologi yang mereka gunakan sebagian besar dikembangkan di dalam negeri.

“Motor listrik desaindari kita diproduksi di Slovenia. Kalau baterai kering yang kami gunakan itu dari Tiongkok. Konsorsium memutuskan begitu karena di dalam negeri industri manufakturnya belum menunjang untuk motor listrik dan baterai,” imbuh Feneri.

Sistem operasi Metro Kapsul ini juga berbeda dengan yang digunakan di DKI Jakarta dan negara-negara lain. Feneri mengatakan, pihaknya sudah mendapakan hak paten terkait metode operasi yang memungkinkan penghematan pada struktur penunjangnya. Salah satu penghematannya karena unit LRT yang dikembangkan itu bobot kosongnya hanya 7,5 ton atau setengah dari LRT lain.

“Sehingga infrastruktur jalannya juga lebih kecil,” ujar Feneri.

Metro Kapsul ini memiliki dimensi panjang 9,3 meter dan lebar 2,5 meter.

“Daya maksimumnya mencapai 70-80 KW (kilowatt), saat sudah jalan paling 30 sampai 40 KW. Saat breaking akan menggenerate listrik,” tambah Feneri. Pemkot Bandung memproyeksikan layanan LRT bakal mencakup 10 koridor.

Saat ini, baru ada tiga koridor yang dipersiapkan, masing-masing, Babakan Siliwangi-Leuwipanjang, Gedebage-Leuwipanjang, dan Stasiun-Tegallega. Jika 10 koridor itu sudah terealisasi, panjangnya diperkirakan lebih dari 40 kilometer. Konsorsium Metro Kapsul mengincar koridor Stasiun-Tegallega yang panjangnya sekitar tiga kilometer.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan, anggaran untuk merealisasikan moda transportasi itu seluruhnya bakal ditanggung pihak swasta. Konsepnya kerja sama public privat partnership.