POPULAR STORIES

Ini Dampak Menggunakan Ban Vulkanisir

Ini Dampak Menggunakan Ban Vulkanisir Proses pembuatan ban vulkanisir (Foto: Istimewa)

KabarOto.com - Ban merupakan perangkat yang paling utama digunakan pada kendaraan. Usia ban ditentukan dari masa pakai. Semakin sering digunakan, kondisi ban akan semakin menipis atau biasa disebut gundul.

Kondisi ban seperti ini, biasanya ditemukan pada transportasi publik seperti bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Untuk meminimalisir pengeluaran perusahaan, mereka menggunakan ban vulkanisir yang merupakan ban bekas yang ditempel kompon baru, kemudian diberi kembangan lagi. Dindingnya menggunakan ban lama, telapaknya saja yang diganti.

Baca Juga: Begini Proses Pembuatan Ban Vulkanisir Yang Digunakan Bus Dan Truk

Apakah ban vulkanisir ini aman digunakan tau memberi dampak negatif? Karena keselamatan penumpang di dalam bus ditentukan dari kondisi kendaraan dan komponen yang ada di dalamnya.

PO Sumber Alam salah satu yang menggunakan ban vulkanisir

Mulyana, Commercial Marketing Manager PT Bridgestone Tire Indonesia menjelaskan, jika kualitas vulkanisir tidak bagus, ada resiko telapak yang dipasang tidak menempel secara kuat dan mudah lepas.

Apalagi menurutnya, ketika ban yang divulkanisir ini dipasang pada posisi depan. Dia mencontohkan, saat sedang melaju kencang, jika bahan vulkanisir ini copot kendaraan tidak bisa dikendalikan dan resiko terjadi kecelakaan. "Selain itu telapak yang lepas itu sendiri bisa berbahaya bagi pengguna jalan yang lain," tuturnya kepada KabarOto.com.

Namun, ada dampak positif yang dihasilkan oleh ban ini. "Tentu jika ban vulkanisir memiliki kualitas yang bagus maka keuntungannya menyangkut cost efficiency pelanggan," tambahnya.

Baca Juga: PO Bus Akui, Gunakan Ban Vulkanisir Untuk Mengurangi Biaya

Karena, harga ban vulkanisir berkisar 50-60% jika dibandingkan dengan harga ban baru. "Umur pakainya bisa sampai 80% dari ban baru," terang Mulyana. Penggunaan ban vulkanisir juga disebut lebih ramah lingkungan, karena penggunaan casing ban bisa dilakukan minimal dua kali (tidak langsung menjadi scrap tire).