Sebab, ternyata persoalan abrasi pantai tak hanya terjadi di pulau Jawa, namun sudah menyeluruh di Indonesia. “Bahkan setelah kita data, ada sekitar 1,8 juta hektar daerah pantai yang rusak karena abrasi, dan Presiden Jokowi menugaskan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk mengembalikan fungsinya hanya dalam waktu 5 tahun,” ujar Sahat M. Panggabean, selaku Asisten Deputi Kementerian Koordinator Maritim RI yang turut menyaksikan acara ini.

Tentu setelah diperbaiki, kawasan yang terdampak abrasi ini harus juga dilindungi. "Makanya untuk jangka panjang, pemerintah pusat juga mendukung pemerintah daerah untuk meyakinkan kita, bahwa kawasan yang telah direhabilitasi ini akan dijadikan kawasan hutan lindung mangrove. Jadi peruntukannya tidak akan berubah-ubah dan meminimalkan kerusakan akibat manusia," ujar Bupati Brebes, Idza.

Sahat M. Panggabean (kanan) bersama Nandi Julyanto sekaligus meninjau area penanaman mangrove

“Selaras dengan program Toyota Forest yang kita jalankan. Kita punya tema ABG CM untuk bersama-sama menjalankan program ini,” sambung Nandi lagi. Tema ABG CM adalah singkatan dari Academy, yakni Toyota bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Business yang berarti program ini jalan karena dukungan dari pengusaha yang tergabung dalam grup Toyota, mulai dari TMMIN, TAM, Toyota Manufacturing Club, Toyota Logistic Community, Toyota Equipment & Facility Club, Auto 2000 dan jaringan dealer Nasmoco.

Lalu G berarti Government dikarenakan dukungan dari pemerintah lewat Kemenko Maritim, Kementerian LHK, Pemprov Jawa Tengah, Pemprov Jawa Barat, Pemprov Jawa Timur, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Bali.

Sementara Community bertugas untuk membantu melaksanakan dan mengawasi program-program ini berjalan sesuai fungsinya, misal dari Yayasan Senyum Untuk Negeri, KHMPHP Mangrove Sari Brebes, Pokdarwis Sukamulya Karawang, Mangrove Information Centre Surabaya dan Mangrove Information Centre Bali.

Lalu terakhir, Media baik lokal, nasional ataupun online yang bertugas menyebarluaskan kegiatan ini, supaya dapat diketahui oleh daerah lain dan bisa menjadi contoh untuk diterapkan pada daerah lain yang memiliki problem yang sama.

Sebab, hanya dengan perbaikan daerah terkena dampak abrasi lah sebuah desa dapat sekaligus mengembangkan kegiatan ekonomis lainnya. Contoh pada Desa Mangrove Sari, Brebes ini. Terlihat sebelum pintu masuk kawasan wisatanya, sudah mulai banyak toko yang menjual pernik atau oleh-oleh khas seperti gelang dan perhiasan dari kerang laut, atau pasar ikan dan petani tambak yang kini bisa mengembangkan potensi untuk menjual kepiting soka.

Salah satu keuntungan ekonomi yang dapat langsung dirasakan masyarakat sekitar yakni budidaya kepiting soka oleh sekitar 30 petambak lokal, yang harga jualnya jauh lebih tinggi daripada kepiting biasa

Idza Priyanti, Bupati Brebes yang menyatakan gembira karena program jangka panjang ini akan membuat perekonomian daerah wisata Mangrove Sari akan berkembang, berkat usaha di sektor lainnya