Mesin berkapasitas 150 cc memberikan tenaga yang cukup untuk melintasi tanjakan dan tikungan tajam serta berkelok-kelok. Tak hanya jalan tanjakan, tikungan tajam yang menukik tajam kami lewati. Untungnya dengan sistem pengereman Combi Brake System (CBS), pengereman menjadi lebih merata dan stabil.
 
Setelah sampai di Dieng, kami beristirahat untuk merenggangkan otot yang kaku selama perjalanan. Usai menikmati indahnya Dieng di beberapa tempat saya pun menjajal satu spot di jalur tanah, tepatnya di pinggir danau Negeri di Atas Awan. Di sini performanya cukup nyaman untuk melewati jalan tanah yang kering dan keras. Dengan ban dual purposenya bisa diandalkan, layak disebut sebagai matik adventure.
Usai menikmati Dieng, sekitar pukul 13.00 Wib kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Tujuan kami selanjutnya adalah Pekalongan, tepatnya Hotel Santika yang sebagai tujuan akhir.
 
Jalur hutan tropis untuk menuju Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Di awal perjalan jalan aspal sampai cor semen mulus kami temui. Saya pun senang mungkin ini jalan hingga tujuan kondisinya seperti ini. Namun baru sepertiga jalan, kami sudah menemukan jalan yang tidak normal di ujung tanjakan. Jalan beton yang rusak akibat terkikis air ini menjadi pecah-pecah, di mana kerikil-kerikil yang akan membuat pengendara akan terpeleset jika tidak hati-hati melintasinya.
Namun karena ban semi dual purpose berukuran besar 110/80 – 14 pada bagian depan dan 130/70 – 13 untuk bagian belakang memberi kestabilan dalam menaklukan jalan rusak di turunan ini. Kondisi jalan ini ditemui hampir sepanjang 10 km.