"Bahan ini memang bisa dibilang mirip dengan material rem yang terkenal itu, dan sebenarnya ini sudah menjadi tren di luar negeri, bahkan di sini kami sudah pernah lihat material serupa di part sepeda, namun populasi dan popularitaasnya belum setinggi Kevlar," ucapnya.
Berbicara luar negeri, material ini memang sudah populer dipakai di beberapa part pabrikan supercar Lamborghini sejak tahun 2016. Namun memang saat itu belum ada produsen aftermarket yang mempertimbangkan produksi massal dari forged carbon ini.
Alasannya, selain estetika tentu saja pabrikan tersebut ingin membuat supercar-nya yang kencang, berlari lebih cepat lagi dengan pengurangan bobot yang drastis, namun tetap mempertahankan kekuatan materialnya.
Mulai dari situ, para produsen aftermarket seperti DMC, Vitesse AuDessus, sampai Mansory berlomba-lomba membuat aero kit terbaik mereka untuk mobil-mobil high end seperti sport car dan supercar.
"Kami sedang dalam proses pengerjaan mobil yang sebagian part-nya memakai material tersebut, soal kapan perdana dipamerkan masih off-the record atas permintaan pemiliknya," tutup Tomi.
Biayanya? Sekadar info, forged carbon yang menempel pada mobil yang sedang dalam proses pengerjaan tersebut kurang lebih seharga Honda HR-V facelift 1.5 tipe E.