Giri bilang modusnya pun beragam, ada yang terang-terangan menjualnya ke pihak asing, sampai diam-diam dengan kedok ikut touring.

"Kejadian seperti ini sudah tidak heran, awalnya sih bilang ikut touring misalnya ke Kalimantan. Nah ke perbatasan dengan Malaysia itu kan dekat sekali, jadi gampang juga jual ke peminat atau penjual di sana. Begitu pulang ada yang heran tanya berangkat 10 mobil pulang jadi 9 mobil," bebernya.

Menurutnya memang rata-rata orang asing jauh lebih menghargai sebuah karya seni, maka tak heran jika pemilik mobil kuno lokal tergiur dengan tawaran tinggi yang disodorkan oleh pihak asing.

"Kalau bisa jangan jual kendaraan klasik ke luar negeri, sayang sekali kalau populasinya di Indonesia sendiri jadi berkurang dan tak ada lagi yang bisa diceritakan ke anak cucu dan tak akan ada generasi penerus lagi yang akan memilikinya," paparnya.

Tercatat PPMKI sudah punya sebanyak 9 PengProv yang tersebar di seluruh Nusantara sebagai perwakilan perhimpunan tersebut di masing-masing daerah. Gunanya adalah untuk mengedukasi dan bertukar pikiran agar mobil tetap ada di Indonesia dan berada pada penanganan yang tepat.

"Contohnya saja beberapa saat lalu ada yang kontak saya dari Sulawesi dan bilang kalau beliau punya Plymouth, wah itu harus dilestarikan. Saya sempat ditanya pendapat tentang bagaimana baiknya, saya bilang restorasi saja bawa ke tangan yang tepat daripada harus 'dilempar' ke luar negeri," tutupnya.