7. Aerodinamica Lamborghini Attiva 2.0 dan LDVA 2.0

Untuk meningkatkan daya tahan dan kinerja Aventador, sistem Aerodinamica Lamborghini Attiva (ALA) 2.0 diperkenalkan pada versi SVJ serta sistem LDVA generasi kedua yang ditingkatkan.

Aventador SVJ

Sistem ALA yang dipantenkan oleh pabrikan berlogo banteng itu pertama kali muncul di Huracan Performante dan ditingkatkan ke ALA 2.0 di Aventador SVJ. Sistem tersebut dikalibrasi ulang untuk memperhitungkan akselerasi lateral mobil yang lebih besar, dan pada saat yang sama asupan udara baru dan desain saluran aerodinamika diperkenalkan.

Sistem ALA secara aktif memvariasikan beban aerodinamis untuk mencapai downforce tinggi atau koefisien drag yang lebih rendah. Flap aktif di splitter depan dan di kap mesin yang digerakan secara elektronik ini mampu mengarahkan aliran udara.

Untuk sistem LDVA 2.0 ini memiliki sensor inersia yang ditingkatkan yang mampu mengontrol semua sistem elektronik secara real-time, dengan flap sistem ALA diakftifkan dalam waktu kurang dari 500 milidetik untuk menjamin konfigurasi aerodinamis terbaik dalam kondisi apapun.

8. Kemudi semua roda

Saat Aventador S hadir, sistem kemudi semua roda hadir untuk memberikan kelincahan yang lebih besar sat kecepatan rendah dan meningkatkan stabilitas saat kecepatan tinggi. Sistem ini dikombinasikan dengan Lamborghini Dynamic Steering (LDS) di as roda depan untuk menjamin repson yang lebih alami dan memberikan radius putar lebih kecil di tikungan yang lebih sempit.

Aventador S

Sistem ini juga disesuaikan untuk diintegrasikan dengan sistem Lamborghini Rear-wheelSteering (WRS). Dua aktuator terpisah bereaksi dalam waktu lima milidetik terhadap kemudi, guna memungkinkan penyesuaian sudut waktu nyata dan keseimbangan yang lebih baik.

Baca juga: Ferrari 296 GTB, Imbangi Kemampuan Hypercar

9. Sistem Start/Stop

Sejak 2011, Lamborghini berkomitmen mengurangi polusi, dan efisiensi bahan bakar. Dari versi LP700-4 sudah memiliki sistem stop/start yang inovatif dan cepat untuk menyimpan daya listrik ini memungkinan pengurangan konsumsi bahan bakar.

Tenaga listrik ini mampu menghidupkan kembali mesin V12 dengan sangat cepat saat berhenti di lampu merah dalam waktu sekitar 180 milidetik. Alias, sistem ini lebih cepat daripada sistem stop/start konvensional.

10. Sistem Penonaktifkan Silinder

Teknologi kedua yang meningkatkan efisiensi adalah Cylinder Deactivation System (CDS). Saat mobil berjalan sekitar 135 kpj, sistem CDS akan mematikan 6 silindernya sehingga mesin bekerja layaknya mesin 6 silinder segaris.

Saat pengemudi menginjak gas lebih dalam, silinder yang mati akan cepat hidup kembali berkat sentuhan akselerator. Dengan sistem CDS ini, pihak pabrikan klaim mampu mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 7% dan polusi 20%.

Inovasi tampilan depan Aventador