Titik 0 KM, Sabang, menjadi tujuan karena seperti yang tadi dikatakan, setiap orang pasti akan menemukan waktu di mana ia ingin kembali ke titik 0. Selain mengkampanyekan stop penyalahgunaan narkoba, touring ini juga menyuarakan stop stigma dan diskriminasi terhadap pencandu.
"Karena mereka adalah korban, maka jika telanjur menggunakan, mereka harus dirangkul dan diarahkan," dia menambahkan.
Keberangkatan tim dilakukan sejak 18 Juni lalu, dan dikawal Kabid Pemuda Dispora Kota Bandung, Sony Teguh Prasetya. Sepanjang perjalanan, tim melakukan sosialiasi dan diskusi dengan remaja di kota-kota yang mereka lewati, dan bertemu beberapa klub motor seperti FSI, CBCL, Sriwijaya Honda Owner Team (SHOT), dan lainnya.
Perjalanan menuju 0 KM ini sudah pasti sangat melelahkan, penuh godaan, jarak yang panjang, ketakutan melewati hutan yang terkenal dengan bajing lompat, dan adanya beberapa konflik yang ujungnya bisa diselesaikan.
Menurut mereka, seperti halnya perjalanan menuju 0 KM, perjalanan menuju titik 0 dalam diri manuasia juga sama. Harus melewati rintangan, ujian, ketakutan, konflik dengan diri dan orang lain, godaan untuk kembali menggunakan narkoba, dan sebagainya.