Full digital panel meter, begitulah AHM menyebutnya. Dengan tampilan yang informatif dengan berbagai parameter yang dibutuhkan, tambahan fitur mode berkendara pun dihadirkan dengan 3 mode lengkap dengan level pengisian baterai dan indikator baterai Lithium.
Mode tersebut adalah D mode (Drive mode) yang mendapat tenaga bantuan dari baterai dengan efisiensi bahan bakar yang tinggi, S mode (Sport mode) yang lebih mengutamakan akselerasi responsif dan lebih bertenaga dibanding Drive mode, lalu Idling mode yang berfungsi me-non-aktifkan fitur idling stop saat berhenti, soal performa mode ini sama dengan Drive mode.
Mesin PCX Hybrid dengan tenaga bahan bakar masih mengusung tipe yang sama dengan kakaknya, yakni 149,3 cc dengan diameter dan langkah piston 57,3 mm x 57,9 mm yang nyaris dikategorikan sebagai 'square engine'.
Mesin ini memiliki rasio kompresi 10,6:1 dengan tenaga sebesar 14,7dk di putaran 8.500rpm dan torsi sebesar 13,2 Nm di putaran 6.500 rpm. Sedangkan motor listriknya sendiri punya tenaga sebesar 1,8 dk dengan torsi 4,3 Nm, yang keduanya berada pada putaran 3.000 rpm, dan untuk mengaktifkannya, cukup sobat KabarOto tekan pada tombol mode di handle bar PCX Hybrid ini.
Yang juga menjadi perhatian untuk PCX Hybrid dibanding PCX standar adalah bobotnya. Dimana PCX standar punya bobot 131 Kg dengan rem CBS dan 132 kg dengan rem ABS, sedangkan PCX Hybrid ini punya bobot total 136 kg yakni sekitar 4-5kg lebih berat berkat aplikasi motor listriknya tersebut.
Dibanderol Rp 40 jutaan (terpaut Rp 10 juta lebih mahal dari versi standarnya) dan dengan teknologi hybrid yang diusungnya, sepertinya motor ini segera menjadi primadona di kelas skutik 150 cc.