Kabin
Mobil ini dikemas dengan detail amat-teramat-sangat indah. Bagi yang belum pernah melihat, terdapat pintu bunuh diri atau yang disebut suicide door karena mekanisme engselnya yang bertolak belakang posisinya dibanding pintu konvensional.
Saya berpikir badan besar saya ini akan sulit masuk ke dalam kabin. Eh ternyata tidak. Bahan joknya persis seperti tas-tas mahal miliki kawan perempuan yang pernah saya pegang dan elus. Di depan terdapat penutup cup holder, kisi pendingin kabin, dan beberapa interior mobil lainnya yang mendekati kesempurnaan.
Kualitas tanpa cela dan desain abadi di kokpit, digabungkan dengan semua teknologi in-car terbaru yang saya rasa dikontribusikan oleh teknologi BMW, yang kini menjadi saudaranya Rolls Royce. Sistem infotainment Wraith sebenarnya adalah BMW iDrive dengan rating tinggi, meski dengan grafis yang berbeda dan kontrol yang lebih indah.
Sebagai sebuah sistem, iDrive adalah salah satu yang paling user friendly. Jika digunakan, sat-nav menerima update lalu lintas langsung sehingga dapat menghindari lalu lintas yang padat dan juga berkomunikasi dengan girboks untuk menahan gigi jika ada turunan curam dalam perjalanan. Semua detail ini untuk memastikan kemudi bisa semulus mungkin.
Secara historis, Rolls Royce identik dengan penumpangnya. Sehingga hospitality untuk bos di jok belakang jauh lebih penting daripada supirnya. Namun Wraith melakukan hal-hal sebaliknya. Posisi duduknya rendah macam mobil sport, tapi pengemudi masih duduk tegak, melihat-lihat pengguna jalan yang lebih rendah.
Pemandangan depan terliput luas, pengawasan di kaca belakang pun lebih dari cukup, meski atap miring melandai di area belakang, mengurangi ruang kepala.