Bambang Wahyudi, VP Technical PT Shell Indonesia mengungkapkan kegembiraannya dengan kualitas dan kuantitas karya di bidang tribologi, mengingat kompetisi ini baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia. "Kualitas karya yang masuk telah membuat para panelis harus mendikusikannya dengan detail dan cukup alot untuk menentukan tiga karya yang dapat masuk ke tahap final," paparnya.
Lebih jauh Ia pun berharap, kompetisi ini bisa mendorong lahirnya ide-ide baru dan akan membantu memfasilitasi proses penerapan ide-ide tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan kontribusi positif terhadap industri terkait di Indonesia.
Sementara itu, salah satu co-founder Energy Academy Indonesia (Ecadin), Desti Alkano PhD mengatakan, besarnya animo dari masyarakat dalam mengikuti lomba inovasi Think Efficiency 2018 sangat tidak diduga sebelumnya.
"Karya-karya yang masuk menggambarkan potensi anak bangsa dalam menelurkan inovasi, mulai dari ide-ide dasar sains hingga produk aplikatif yang dapat mencapai pasar," kata Desti.
Keenam finalis Think Efficiency 2018 nantinya akan memamparkan ide mereka di depan para ahli dan praktisi energi dan tribologi pada tahap final yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 14 Agustus 2018.