Menurutnya, skema part yang masih konvensional rupanya merupakan keuntungan tersendiri karena mudah dioprek ketika terjadi masalah.

"Pertama, kita lihat dulu jenis mobilnya. Karena tiap mobil klasik punya kelemahan di part masing-masing, misalnya ada yang lemah di radiator, ya diatasi dulu dengan penggantian yang lebih tebal ply/ketebalan-nya. Intinya saat mau touring kita sehatkan dulu mesin mobilnya," ujar Giri.

Giri bilang, di PPMKI member disarankan punya pengetahuan basic repair. Jadi, sewaktu-waktu saat touring terjadi masalah para member sudah memiliki keahlian dasar cara memperbaikinya, minimal mengetahui 'penyakit' mobilnya.

"Misalnya di bagian kampas rem habis atau karburator settingan kurang pas, jadi bisa reparasi sendiri seperti setel spuyer dan buka saringan udara. Kalau injeksi kan serba komputer dan sensor, justru malah repot kalau ada apa-apa di tengah jalan," ujarnya.

PPMKI memang mengklaim bahwa mobil membernya wajib bisa digunakan untuk jalan-jalan atau bisa dikatakan fungsional dan bukan sekadar pajangan semata.

"Kalau kita di PPMKI bukan cuma pecinta yang suka melihat modelnya saja, tapi memang kita mencoba memahami dan mencoba menangani keseluruhan mobilnya. Enak kan kalau touring enggak ditowing hehe," kekehnya.