POPULAR STORIES

Akibat Brexit, Produsen Mobil Di Inggris Terpaksa Tingkatkan Komponen Lokal

Akibat Brexit, Produsen Mobil di Inggris Terpaksa Tingkatkan Komponen Lokal Pusat perakitan McLaren di Inggris. Foto: performance-car-guide-co.uk

Pascakeluarnya Inggris dari Uni Eropa berdampak kuat pada sejumlah produsen mobil yang memiliki pabrik di Inggris. Kini, para produsen mobil itu sedang dibuat mumet oleh ancaman tarif ekspor impor yang berlaku di organisasi perdagangan dunia.

Perlu diketahui, sekitar 80% mobil yang dirakit di Inggris memang ditujukan untuk pasar ekspor. Dengan adanya peristiwa Brexit, produsen mobil menjadi terancam oleh terbebani kenaikan tarif hingga 10%. Beban ini juga belum termasuk tarif impor yang diberlakukan untuk komponen kendaraan.

Untuk mengantisipasi hal ini, sejumlah langkah telah disiapkan, mulai dari melakukan produksi lokal untuk sejumlah komponen, hingga fokus pada penjualan di dalam negeri sehingga meminimalisasi pengeluaran di sektor bea keluar.

"Jika kami menemukan kesempatan untuk mengurangi tarif atas ekspor dan impor komponen, kami akan memproduksi komponen di Inggris," kata CEO McLaren Mike Flewit seperti dikutip dari Reuters, beberapa waktu lalu.

Inggris memang menjadi salah satu negara produsen kendaraan terbesar di Eropa. Setidaknya setiap tahun realisasi produksi di negara itu mencapai 2 juta unit.

Hanya saja, mayoritas produsen adalah investor asing. Adapun tingkat kandungan dalam negeri industri otomotif di Inggris hanya sebesar 41%.

Angka itu belum mencukup batas rata-rata kandungan lokal yakni di kisaran 50%-55%. McLaren menargetkan kandungan loka meningkat hingga 58% pada akhir dekade ini.

Adapun saat ini, kandungan lokal perusahaan tersebut sebesar 50%. Sementara itu, kandungan lokal produk lain terbilang masih minim, yakni Mini sebesar 40%, dan Opel/Vauxhall hanya sebesar 25%.

Produsen mobil asal Prancis yang juga berinvestasi di Inggris, PSA Group mengatakan keluarnya Inggris dalam pasar tunggal bEropa akan meningkatkan kandungan lokal. "

Basis pemasok perlu dikembangkan, dan ini sudah dimengerti oleh Pemerintah Inggris," kata CEO Carlos Tavares.

Sementara itu, CEO Jaguar Land Rover Ralf Speth pesimistis industri kendaraan bermotor yang bermarkas di Inggris mampu memenuhi tingkat kandungan lokal hingga 50%.