Kabaroto singgah ke sebuah rumah yang berlokasi di Kawasan Situ Gintung, Tangerang Selatan (Tangsel). Kedatangan kabaroto ini untuk sowan alias silaturahmi dengan para pendiri Shotokaw 212. Untuk diketahui Shotokaw sudah mempunyai 600 member yang telah mempunyai KTA dan ribuan simpatisan. Ingin tahu bagaimanakah sowan tersebut?
Di rumah yang lokasinya persis disamping bendungan setu, tiga orang menyambut kabaroto dengan ramah dan penuh kekeluargaan. Kabaroto dipersilakan untuk masuk ke teras rumah itu dan duduk di kursi yang terdapat meja panjang dimana diatasnya terdapat teh manis dan kopi. Kabaroto bersalaman dengan tiga orang pria itu.
Bro Ade yang malam itu menggunakan kaos berwarna putih memperkenalkan dua orang lainnya yang menggunakan kemeja berwarna putih.
“Ini pendiri-pendiri Shotokaw, ini Bro Buzhal dan ini Bro Glen,” ujar Bro Ade sambil memperkenalkan kepada kabaroto.
Suasana santai dan penuh keakraban mewarnai malam itu. Kami bercerita dan bercanda seakan telah kenal lama, padahal kabaroto baru berjumpa dengan Bro Buzhal, Bro Glen dan Bro Ade malam itu. Disela-sela pembicaraan santai Bro Ambon datang dan bersalaman kepada kabaroto. Dia pun bertanya kepada kabaroto tentang ketertarikan kabaroto meliput Shotokaw.
“Abang dari mana, kenapa tertarik meliput Shotokaw 212?,” tanya Bro Ambon.
Ya, malam itu merupakan sebuah kehormatan bagi kabaroto karena diundang langsung untuk bertemu dengan para pendiri Shotokaw 212. Walau baru malam itu bertemu, namun suasana akrab dan penuh canda selalu mewarnai dinginnya udara saat itu.
Malam itu pula mereka mendiskusikan tentang program kegiatan yang akan dilakukan oleh Shotokaw. Diantaranya membahas tentang persiapan perayaan hari jadi Shotokaw di tahun 2015 ini.
Sepakat Bentuk Geng 212
Sesaat setelah diskusi ringan Bro Buzhal menceritakan kepada kabaroto tentang awal mula terbentuknya Shotokaw karena selalu nongkrong saat pulang sekolah pada waktu SMA.
“Pas pulang sekolah kami selalu nongkrong bareng, ngetrack bareng di arteri sama daerah Bogor. Tapi bukan ngetrack liar ya, ngetrack antar teman saja,” cerita Buzhal. Karena selalu rutin nongkrong, mereka yang saat itu berjumlah tujuh orang pun sepakat membentuk geng 212 pada tahun 1984.
Nama 212 sendiri diambil dari nama tokoh Wiro Sableng yang saat itu filmnya sedang trend di layar kaca.
"Kalau nama Shotokaw waktu itu bermula dari visi dan misi kami yang selalu saling membantu, solidaritas yang tinggi dan bertoleransi sesama teman. Dari situlah kami beri nama Shotokaw 212,” papar Buzhal.
Saat ini Shotokaw memiliki 28 cabang diseluruh Indonesia dan merupakan komunitas motor terbesar di Asia. Kalau dihitung jumlahnya udah ribuan, banyak banget udah kaya semut kalau lagi kumpul di satu acara atau pas lagi touring.
Mereka juga menceritakan tentang pengalaman selama touring.
“Kita biasanya touring ke berbagai daerah, kalau yang deket paling ke puncak, Pelabuhan Ratu, Sawarna. Kalau pas touring kita happy dan senang selalu. Kita juga sering membawa keluarga,” tutur Bro Glen.
Namun ada juga cerita duka yang dipaparkan Bro Buzhal saat dulu beberapa anggota mengalami kecelakaan hingga meninggal dunia. Iya, kejadian tersebut bukan karena track tetapi saat anggota tersebut pulang kerja. Musibah yang tidak bisa dipungkiri.
Diujung pembicaraan kami, para pendiri Shotokaw mempersilakan kabaroto untuk datang setiap kali ada kegiatan atau sekedar nongkrong saat kopi darat yang rutin diadakan setiap malam sabtu oleh Pembina Shotokaw.
Saat kami sedang berdiskusi dan ngobrol santai, sekitar pukul 22.30 WIB, puluhan orang dengan menggunakan jaket berwarna biru bertuliskan Shotokaw 212 datang dengan motor berbagai varian. Mereka pun langsung masuk dan bersalaman kepada para pendiri dan kabaroto. Mereka adalah member dan simpatisan Shotokaw yang ingin bertemu dan ngopi bareng dengan para Pembina Shotokaw.
Baca Juga:
