Nissan, Toyota dan Honda telah menandatangani fakta kerjasama untuk mempromosikan, mengembangkan dan mendukung infrastruktur untuk kendaraan dengan bahan bakar hidrogen berdasarkan ide yang telah diumumkan sebelumnya pada 12 Februari 2015 lalu. Iya, mereka kolaborasi hydrogen society di Jepang.
Secara spesifik, ketiga pabrikan tersebut turut bekerjasama dengan pemerintah Jepang untuk berbagi biaya dalam hal membangun stasiun pengisian hidrogen dan biaya operasionalnya sambil mempersiapkan berbagai skema bisnis untuk operator stasiun suplai dan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen tersebut.
Selain dalam hal bisnis dan infrastruktur, ketiga pabrikan tersebut dengan pemerintah Jepang juga membuat Asosiasi Riset Penggunaan dan Suplai Hidrogen (Hydrogen Supply and Utilization Research Association–disebut sebagai "HySUT") dengan total modal awal pengeluaran biaya untuk pembangunan dan perawatan stasiun pengisian hidrogen sebesar 11 juga yen untuk tiap-tiap unit stasiun.
Seperti yang dikutip dari honda.co.jp, nissan-global.com dan newsroom.toyota.co, pemerintah Jepang terus berusaha untuk mengungguli negara-negara lain dalam penggunaan bahan bakar hidrogen ini dengan munculnya prakarsa 'The Hydrogen Society' berdasarkan 'Peta Strategi Penggunaan Sel Bahan Bakar Hidrogen' yang dicanangkan pada tahun 2014 dan diharapkan akan segera menunjukkan unit sel bahan bakar hidrogen siap pakai pada Olimpiade Tokyo tahun 2020.
Seperti banyak orang tahu, Jepang sebagai salah satu pelopor energi hijau dan pemrakarsa 'Piagam Kyoto' bukanlah negara penghasil minyak bumi dan turut kuatir atas fenomena pemanasan global akhir-akhir ini, maka dari itu pemerintah Jepang terus berusaha mengembangkan energi terbarukan bersama dengan pihak-pihak lain termasuk pabrikan otomotif.
Sebagai kelanjutan atas piagam kerjasama tersebut, Toyota telah mempromosikan dan menjual kendaraan dengan sel bahan bakar hidrogen secepatnya pada Desember 2014 lalu dengan kemunculan Toyota Mirai disusul oleh Honda dengan perkiraan pada kuartal akhir tahun 2015 dan Nissan pada kuartal pertama tahun 2017. Gabungan biaya yang dikeluarkan oleh ketiga pabrikan dan pemerintah Jepang untuk program tersebut diperkirakan sebesar 5 hingga 6 miliar yen.
Baca Juga:
