Mazda Indonesia Siapkan Strategi Hadapi Kenaikan Pajak dan Opsen Daerah


Mobil konsep Mazda Arata (Mazda)
KabarOto.com - Mazda Indonesia bersiap menghadapi tantangan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% dan opsen pajak daerah yang berisiko menekan penjualan otomotif pada 2025.
Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio, memproyeksikan perlambatan penjualan mulai kuartal I/2025.
Baca Juga: Mazda Indonesia Hadirkan Mobil Listrik MX-30, Dibanderol Rp860 Juta
“Kenaikan PPN akan berdampak pada harga mobil. Misalnya, mobil seharga Rp500 juta dengan PPN 11% menjadi Rp55 juta, sedangkan dengan PPN 12% naik menjadi Rp60 juta,” jelas Ricky pada Senin (2/12/2024).
Untuk mengantisipasi dampak ini, Mazda memperkuat jajaran produk dan memperluas jaringan diler ke kota-kota besar di luar Jawa.
“Kami akan terus memperluas jaringan diler dan meluncurkan produk baru untuk mempertahankan daya saing,” ujarnya.
Mazda juga berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia melalui Mazda Indonesia Training Center di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2.
Fasilitas ini akan dibangun di atas lahan seluas 1.470 meter persegi dengan lima lantai, mencakup pelatihan teknis, pemasaran, dan pemahaman produk.
Mazda menargetkan pusat pelatihan tersebut berakhir pada Agustus 2025 dengan investasi Rp70 miliar.
Melinik dari data Gaikindo, Mazda tercatat mengalami penurunan penjualan di bulan Oktober 2024 sebesar 25,18% secara bulanan, dari 401 unit pada September menjadi 300 unit.
Selama bulan Januari-Oktober 2024, Mazda mencatat total penjualan wholesales mencapai 3.747 unit dengan pangsa pasar 0,5%.
Baca Juga: Mazda Umumkan Mesin Skyactiv-Z dan Generasi Baru CX-5
Dengan langkah-langkah strategis ini, Mazda berharap dapat mempertahankan posisinya di tengah tantangan kenaikan pajak dan ketatnya persaingan pasar otomotif.
“Kami fokus memperkuat internal untuk menghadapi tantangan ini,” pungkas Ricky.
Tags:
#Pajak Pertambahan Nilai #Mazda Indonesia #PT Eurokars Motor Indonesia (EMI)