KabarOto.com - Pemerintah terlihat gencar dalam upaya menggenjot industri manufaktur di Indonesia, agar dapat melakukan peningkatan ekspor. Salah satu sektor yang dianggap berperan besar, dalam memberikan devisa negara dari pencapaian nilai ekspornya adalah industri otomotif.
"Program unggulan pemerintah saat ini, yaitu mendorong industri substitusi impor dan orientasi ekspor. Untuk itu, perlu terus melakukan peningkatan investasi agar produksi mampu bersaing," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat memberi sambutan pada acara PT Honda Prospect Motor Brio Export Production Line Off dan 20 Year Anniversary Ceremony di Karawang, Jawa Barat, Selasa (26/3).
Baca Juga: Naik Brio Jakarta - Bogor Cuma Ngabisin Bensin 3 Liter?
Apalagi, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri otomotif merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang sedang mendapatkan prioritas pengembangan dalam kesiapan memasuki era revolusi industri 4.0 di Tanah Air.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian memberi apresiasi terhadap komitmen PT Honda Prospect Motor (HPM) yang ingin terus meningkatkan investasi dan fasilitas produksinya di Indonesia.
"Kami mendorong ekspor PT. HPM akan terus di tingkatkan performanya, untuk mencapai target total nilai ekspor sebesar Rp 25,5 triliun pada tahun 2021," kata Airlangga.
Lebih lanjut ia mengaku optimis terhadap peningkatan ekspor PT HPM. "Karena industri otomotif di Indonesia sudah punya daya saing, yang salah satu kunci utama penentunya adalah pengoptimalan konten lokal," papar Airlangga.
PT. HPM sendiri telah berdiri sejak tahun 1999 sebagai Agen Pemegang Merek Honda di Indonesia, dan telah berhasil memegang peranan penting dalam upaya pengembangan industri otomotif nasional yang mampu berdaya saing global.
Baca Juga: Mencoba Handling Dan Stabilitas All New Honda Brio Dengan Cara Ekstrem
"Pada kesempatan ini, kita menyaksikan line off untuk unit ekspor perdana All New Brio. Di tahun 2019, rencananya dilakukan ekspor ke Filipina dan Vietnam. Adapun nilai ekspor tersebut mencapai kurang lebih Rp 1 triliun dan nilai TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) untuk All New Brio tersebut sudah mencapai 89%,” ungkap Menperin.
Seperti diketahui, sejak tahun 2013 HPM telah melakukan ekspor kendaraan dalam bentuk terurai (Completely Knock Down/CKD) untuk 11 model kendaraan bermotor roda empat merek Honda ke 12 negara tujuan ekspor di benua Asia dan Amerika. Sepanjang tahun 2018, nilai ekspornya menembus hingga Rp 12 triliun.
Selain dalam bentuk CKD, PT. HPM juga melakukan ekspor kendaraan bermotor dalam bentuk CBU, yaitu Honda Freed yang diproduksi di Pabrik HPM Karawang pada tahun 2011 sampai 2014 ke negara Thailand dan Malaysia.
