Ramah Lingkungan, Intip Material Carbon Black pada Ban

KabarOto.com - Tak hanya kendaraan listrik berbasis penggerak baterai dan motor elektrik, komponen pendukungnya pun kini banyak dikembangkan secara global, contohnya material yang diberi nama carbon black yang sedang dikembangkan untuk ban kendaraan.

Rotoboost yang merupakan perusahaan asal Finlandia berfokus pada teknologi dekomposisi termokatalitik gas metana, mengembangkan material karbon berjejak karbon rendah untuk aplikasi ban, sejalan dengan target net-zero global dan tujuan keberlanjutan dalam ekonomi sirkular.

Hal tersebut bertujuan mengurangi emisi CO? pada tahap perolehan bahan baku, mendukung strategi manajemen jangka panjang perusahaan dalam mencapai target netralitas gas rumah kaca.

Baca Juga: Begini Cara Toyota Indonesia Ciptakan Lingkungan Hijau

Sebagai salah satu material inti dalam pembuatan ban, carbon black merupakan bahan baku berbasis fosil dengan tingkat emisi karbon dioksida yang tinggi. Untuk menurunkan emisi CO? yang dihasilkan selama proses manufaktur ban, mereka melakukan riset bersama pabrikan ban dalam pengembangan material carbon black berkelanjutan, termasuk recycled carbon black dan certified carbon black.

Secara khusus, pihaknya bilang bahwa material karbon berbasis hidrogen turquoise yang dikembangkan merupakan material karbon yang dihasilkan selama proses produksi hidrogen melalui dekomposisi gas metana dalam reaktor bersuhu tinggi.

Menurutnya, sebagai material sirkular dengan emisi CO? lebih rendah, teknologi ini semakin menarik perhatian, terutama di industri otomotif dan ban yang membutuhkan solusi material beremisi lebih rendah.

Baca Juga: Profil All New Honda Vario 125, Dibanderol Mulai Rp24 Jutaan

Pihaknya akan mengoptimalkan karakteristik material karbon berbasis hidrogen turquoise, memvalidasi performanya dalam material komposit ban, serta menurunkan intensitas emisi gas rumah kaca lebih dari 50% tanpa mengurangi performa produk.

Selain itu, perusahaan berencana membangun kerangka verifikasi kuantitatif berdasarkan Life Cycle Assessment (LCA) dan Environmental Product Declaration (EPD) untuk memastikan transparansi dalam pengukuran dampak pengurangan karbon di seluruh siklus hidup, mulai dari sumber bahan baku hingga proses manufaktur.