POPULAR STORIES

Saran Ringan Agar Motor Bebek Tak Mogok Saat Menerobos Banjir

Saran Ringan agar Motor Bebek Tak Mogok Saat Menerobos Banjir

Kabaroto.com - Cuaca Jakarta saat ini sedang tak menentu. Jika biasanya bulan Mei sudah memasuki masa musim panas, kini kenyataannya berbeda. Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih acap turun tanpa mengenal waktu.

Dan biasanya, seperti yang sudah-sudah, jika hujan deras cukup lama mengguyur Jakarta secara otomatis akan timbul genangan air di banyak titik. Ketinggiannya beragam.

Menghadapi situasi seperti ini, mungkin yang paling tidak enak merasakannya adalah pengendara motor, terutama motor jenis bebek. Betapa tidak. Jika rute yang hendak dilalui sedang dalam kondisi tergenang air cukup tinggi, risiko yang dipikul juga ikut meninggi. Selain bakal kehilangan waktu lebih banyak, motor yang ditunggangi juga berpotensi mogok jika dipaksakan menerjang banjir.

Tapi jika terpaksa banjir yang menghadang harus diterjang dengan berbagai pertimbangan, berikut ini kabaroto.com coba memberikan saran ringan untuk mencegah motor bebak tak sampai mogok ketika menerjang banjir.

Balik Standar

Bagian-bagian yang dilepas, seperti pelindung kaki (tameng) dipasang kembali. Atau bodi yang sudah dimodifikasi, semisal sepatbor depan dan belakang, balikkan ke standarnya. Begitu juga mesin, tenaga yang besar (akibat sudah dimodifikasi) bisa membuat roda belakang spin.

Kalau gejala itu berlangsung saat menikung, bisa-bisa terjatuh.

Tekanan Angin Ban

Saat musim hujan, pemakaian ban jenis semi-slick kurang tepat. Daya cengkeram kurang gigit dan sebaiknya kembali menggunakan ban standar, baik depan maupun belakang. Sebelum jalan – bila kondisi jalan basah (bertepatan hujan) – periksa tekanan angin ban.

Pastikan tidak melewati ukuran standar. Malah harusnya dikurangi 1-2 psi agar permukaan ban minimal 70% menapak ke aspal.

Lindungi Busi

Untuk mencegah agar busi tidak terendam air, lindungi dengan plastik akrilik dengan memanfaatkan sisi kiri dan kanan tameng sebagai peganggannya. Mulai dari bagian paling bawah tameng menutupi blok mesin. Agar plastik tidak koyak (karena terkena tekanan air) bagian atas dan bawah dikasih triplek atau bisa juga bambu. Boleh dilem atau diikat dengan kawat halus.

Untuk menempelkan plastik akrilik ke tameng bisa menggunakan plakban atau solatape (bukan dari kertas) yang lebar. Ketika menerjang banjir, upayakan kecepatan rata (5 km/jam). Jangan dientak-entak yang bisa membuat air masuk melepas pelindung.

Kepala Busi di Sealer

Sekalipun busi sudah dilingdungi, untuk lebih meyakinkan, sambungan kepala busi dengan kabel sebaiknya diberi cairan perapat (sealer) untuk menutupi lubang pernafasan.

Tutup Plastik

Seumpama ketinggian air hampir menutupi roda, kalau mau tetap melewati, jangan mengandalkan mesin hidup. Lebih baik didorong (mesin matikan). Namun sebelum menerobos, lakukan langkah-langkah ini. Copot kabel busi ujungnya ditutup dengan plastik (diikat karet).

Begitu juga dengan blok dan kepala silinder. Kalau masih panas, tunggu sampai dingin, baru dibungkus dengan plastik. Bila perlu berlapis ganda dan diikat pakai karet.

Stik Oli

Periksa tongkat pengukur oli mesin dan pastikan masih rapat. Kalau sudah longgar, sebaiknya ditutup juga dengan plastik agar air tidak masuk bercampur dengan oli.

Knalpot

Jangan lupa knalpot sambung memakai slang dan ikatkan ke plat nomor polisi agar air tidak masuk lewat knalpot saat mesin mati.

Jika sudah lolos dari menerjang banjir, copot semua pelindung dan tunggu beberapa menit agar air jatuh. Bila perlu dibantu dengan memiringkan ke kiri dan ke kanan. Kemudian pasang standar tengah, tekan ke belakang dan ke depan beberapa kali. Baru kemudian nyalakan mesin dan tunggu beberapa menit.