Subaru Indonesia Akui Sulit Menghadapi Tantangan Meyakinkan Generasi Z

Aliyyu
Aliyyu
Sabtu, 08 Juni 2024
Subaru Indonesia Akui Sulit Menghadapi Tantangan Meyakinkan Generasi Z

Pada acara 'Forestyle' Subaru menggandeng drh. Rajanti untuk program csr

Ukuran: 14
Font:
Audio:
Ctrl/Cmd + +/- untuk ukuran font
Ctrl/Cmd + F untuk fokus jenis font
Ctrl/Cmd + 0 untuk reset
Ctrl/Cmd + P untuk play/pause/resume audio
Ctrl/Cmd + S untuk stop audio

KabarOto.com - Menghadapi generasi Z, yang dikenal dengan karakteristiknya yang unik dan kebiasaan digital yang cepat, menjadi tantangan tersendiri bagi Subaru Indonesia.

Menurut Ismail Ahslan, General Manager Marketing Subaru Indonesia, meyakinkan generasi Z adalah tantangan terbesar karena kebiasaan mereka yang mengonsumsi konten dalam durasi sangat singkat.

"Ke Gen Z paling susah, kenapa? Karena technical features itu tidak bisa dijelaskan dalam video 15 detik. Gen Z kan harus 15 detik, bahkan ada 3 seconds golden moment. Kalau tiga detik dia nggak suka, dia swipe," ujar Ismail pada Rabu (5/6/24).

Baca Juga: Subaru Indonesia Tidak Khawatir dengan Penghentian Produksi BRZ 2024 di Jepang

Subaru Club Indonesia Gelar Social Brunch dengan Tema Pancasila (SIC)

Menyadari hal ini, Subaru Indonesia mengambil pendekatan yang berbeda untuk menarik perhatian generasi Z dengan menggunakan cerita autentik daripada hanya mengandalkan duta merek yang menggambarkan kehidupan ideal.

Subaru Indonesia kini fokus pada narasi keseharian yang lebih relatable bagi generasi muda. Mereka memanfaatkan cerita dari konsumen Subaru yang sebenarnya, yang menggambarkan penggunaan mobil dalam kehidupan sehari-hari. Langkah ini dinilai lebih efektif dalam menciptakan keterikatan emosional dengan konsumen.

Kehadiran Subaru di Indonesia kembali menarik perhatian para pecinta otomotif yang memiliki kenangan masa lalu dengan merek ini, terutama mereka yang pernah tinggal di luar negeri.

(Foto: Subaru)

"Ketika kita kembali ke sini, konsumen Indo lebih pintar dari kita. Kenapa? Karena brand ini punya pengikut fanatik yang teknikal sekali," tambah Ismail. Namun, meskipun pengikut setia ini penting, jumlahnya masih terbatas. Oleh karena itu, Subaru Indonesia harus berusaha mengembangkan pasar yang lebih luas.

Setelah tiga tahun beroperasi kembali di Indonesia, Subaru mulai menarik perhatian konsumen baru yang sebelumnya tidak pernah memiliki Subaru.

Uniknya, mobil-mobil Subaru dikenal dengan sensasi berkendara yang menyenangkan, bukan hanya sebagai alat transportasi dari titik A ke titik B.

Subaru WRX Club Spec (Foto: Carscoops)

Teknologi yang diusung Subaru selama lebih dari 50 tahun menekankan pada kenikmatan berkendara yang berbeda dari yang lain.

"Kita jual nomor satu tuh driving enjoyment-nya. Bener-bener perasaan nyetirnya, jadi kita bukan jualan teknologi terdepan, kita nggak jualan konsumsi BBM, kita nggak jualan dengan hal-hal yang tak berkaitan dengan driving enjoyment," jelas Ismail.

Fokus pada nilai emosional ini membuat Subaru berbeda dari pesaingnya yang lebih fokus pada nilai ekonomi.

Baca Juga: Forestyle, Cara Subaru Indonesia Perkenalkan Produknya

Subaru WRX tS Eyesight Wagon

Meskipun pendekatan ini membuat Subaru menjadi merek yang niche, Ismail menegaskan bahwa hal ini sejalan dengan karakter Subaru yang memang tidak ditujukan untuk pasar massal.

Di Amerika, meskipun Subaru besar, tetap tidak masuk dalam lima besar. "Kita sadar dengan cara itu kita akan niche. Tapi balik, Subaru itu forever niche."

Subaru Indonesia memilih untuk tetap konservatif, tidak terjebak dalam tren seperti kekhawatiran tentang jarak tempuh baterai atau garansi panjang. Fokus utama mereka adalah memastikan pengalaman berkendara yang menyenangkan bagi konsumen, meskipun mungkin biayanya lebih tinggi dibandingkan merek lain.

Tags:

#Subaru Indonesia

Bagikan

Berita Terkait

Bagikan