Ternyata Sepenting ini, Gara-gara Halo Nyawa Pembalap F1 Bisa Selamat dari Kecelakaan Maut


Insiden Kecelakaan yang dialami Max Verstappen terhadap Lewis Hamilton pada 2021 lalu. (Foto: Andrej Isakovic)
KabarOto.com - Sejak diperkenalkan pada musim 2018, Halo, sebuah perangkat keselamatan yang dipasang di kokpit mobil Formula 1 kini menjadi bagian tak terpisahkan dari keselamatan pembalap.
Halo merupakan batang atau behel melengkung yang terbuat dari titanium, ditempatkan mengelilingi kokpit dan kepala pembalap. Tujuannya adalah untuk melindungi pembalap dari benda besar yang mungkin menghantam bagian atas mobil, termasuk roda atau puing-puing saat kecelakaan.
Sempat menuai penolakan, teknologi yang dirancang oleh tim Mercedes ini telah terbukti menyelamatkan nyawa, termasuk dalam sejumlah insiden dramatis yang terjadi di lintasan.
Salah satu momen paling menegangkan terjadi di Grand Prix Inggris 2022, saat pembalap Alfa Romeo, Guanyu Zhou, terlibat dalam kecelakaan hebat pada lap pembuka di Sirkuit Silverstone.
Di akhir pekan yang sama, pembalap F2 Roy Nissany juga mengalami insiden yang nyaris fatal. Dalam konferensi pers pasca lomba, Carlos Sainz yang saat itu meraih kemenangan mengatakan, “Halo mungkin telah menyelamatkan dua nyawa hari ini.”
Awalnya dikembangkan oleh Mercedes, teknologi ini kemudian diwajibkan oleh FIA mulai musim balap 2018 di semua kelas balap Formula.

Kepala teknis Mercedes, James Allison, pernah menyebut bahwa sasis mobil harus diperkuat agar mampu menahan beban seberat bus tingkat London yang diletakkan di atas halo.
Sebelum dipilih, FIA juga mengevaluasi desain alternatif dari Red Bull, yang menyerupai kanopi jet tempur. Namun setelah serangkaian uji tabrak dan tembakan benda besar ke arah kokpit, halo dinilai lebih efektif dan akhirnya digunakan secara universal.
Baca Juga: Mercedes Siap Tebus Max Verstappen Senilai 120 Juta Euro, Sudah Adakan Pertemuan Diam-diam
Dari Kontroversi Menuju Kepercayaan
Pengenalan halo sempat menimbulkan kontroversi, terutama dari kalangan puritan F1 yang menilai bahwa perangkat ini merusak estetika dan esensi balap satu kursi.
Ada pula kekhawatiran bahwa halo bisa menghalangi visibilitas atau menyulitkan pembalap keluar dari mobil dalam keadaan darurat. Namun seiring berjalannya waktu, kekhawatiran tersebut terbantahkan oleh bukti di lapangan.
Pasca insiden di Silverstone, Guanyu Zhou secara langsung menyatakan, “Halo menyelamatkanku.” Sementara Sainz menegaskan bahwa FIA pantas mendapatkan pujian atas peran besar mereka dalam meningkatkan keselamatan. “Mereka mungkin telah menyelamatkan dua nyawa,” ujarnya.

Kesaksian Para Pembalap
George Russell, yang menjadi saksi kecelakaan Zhou secara langsung dan berlari menuju lokasi kejadian, menggambarkan insiden itu sebagai “salah satu kecelakaan paling menakutkan” yang pernah ia lihat.
Bukan hanya Zhou. Sejumlah nama besar di F1 juga menjadi bukti nyata kegunaan halo. Menurut Lewis Hamilton pada Grand Prix Italia 2021, ketika mobil Max Verstappen meluncur di atas mobilnya, “Saya merasa sangat beruntung hari ini. Terima kasih Tuhan untuk halo yang menyelamatkanku, dan menyelamatkan leherku,” ujar Hamilton.
Baca Juga: Replika Mercedes-AMG F1 W14 E Performance Terbuat dari Lego Bricks Mejeng di Senayan City
Romain Grosjean dalam kecelakaan dramatis di Bahrain, ketika mobilnya terbelah dua dan terbakar hebat “Saya tidak menyukai halo beberapa tahun lalu, tetapi sekarang saya pikir ini adalah penemuan terbaik yang pernah kami bawa ke F1. Tanpa halo, saya tidak akan bisa bicara dengan Anda hari ini,” ungkap Grosjean.
Charles Leclerc pada GP Belgia 2018, ketika mobil Fernando Alonso meluncur di atas kokpitnya, "Saya bukan penggemar halo, tetapi hari ini saya sangat bersyukur memilikinya di atas kepala saya,” kata Leclerc.
Tags:
#Formula 1 2025 #Halo F1 #Halo