Test Ride Viar Cross X 250 ES - Trail Lokal Rasa Special Engine

Kipli
Kipli
Kamis, 19 September 2019 di  
Ukuran: 14
Font:
Audio:
Ctrl/Cmd + +/- untuk ukuran font
Ctrl/Cmd + F untuk fokus jenis font
Ctrl/Cmd + 0 untuk reset
Ctrl/Cmd + P untuk play/pause/resume audio
Ctrl/Cmd + S untuk stop audio

KabarOto.com - Ditengah ramainya serangan motor matic, rupanya motor bergaya trail masih digandrungi konsumen saat ini, sebut saja pabrikan Jepang yang masih berlomba memasarkan model terbarunya meski tak segencar pasar matic di pasaran.

Kali ini Kabaroto tidak akan mengulas motor trail produksi Jepang maupun Eropa, melainkan produksi lokal yakni Viar Cross X 250 ES, tak kalah menarik dengan pesaing-pesaingnya dari segi performa maupun tampilannya.

Desain bodinya memang sekilas terlihat berkiblat pada pabrikan Jepang, namun uniknya, Viar mengaplikasikan rangka model Twin Spar yang lazimnya ditemukan pada motor jenis sport agar tampilan terlihat makin kekar.

Viar Cross X 250 ES bisa dibilang semacam penyempurnaan dari Cross X 250 SE dengan bobot total yang lebih ringan 14 kg, diantaranya melakukan revisi bagian triple clamp dengan sistem CNC juga swing arm.

Menunggangi motor dengan tinggi 1.250 mm dengan 2 kaki menapak tentu bukan masalah bagi test rider Kabaroto yang punya tinggi badan 187 cm. Namun untuk tinggi badan rata-rata orang Asia di angka 165-170 cm tentu ini sedikit jadi kendala. Ya, paling tidak Sobat Kabaroto harus mencari trotoar/ tumpuan jika ingin lebih simpel.

Panjang motor 2.120 mm dan berat total 112 kg saja menjadikan 250 ES sebagai trail enduro yang rasanya siap untuk melibas medan off-road. Memang pemangkasan bobot sengaja dilakukan Viar agar rider tak terlalu lelah dalam bermanuver di medan menantang.

Baca Juga: Test Ride - Seminggu Kencan Dengan MV Agusta F4R

Fitur pada setang pun cukup unik karena penempatannya agak tak lazim bagi orang Indonesia. Seperti starter elektrik yang ditempatkan di tombol yang biasanya untuk lampu dim/ tembak. Selain itu, choke yang biasanya ditempatkan di saklar kiri paling bawah, justru ditaruh paling atas dengan bentuk seperti handle rem dan kopling hanya saja dengan dimensi lebih kecil.

Menggunakan choke, memang motor ini mengandalkan karburator Delorto berdiameter 32 mm. Hal positifnya, settingan bisa dimaksimalkan secara manual dan tak perlu repot dengan urusan sensor.

Menyinggung urusan dapur pacu, motor dengan kapasitas mesin 249,6 cc ini dapat menghasilkan tenaga sebesar 25,47 dk dan torsi 23 Nm. Mesin berpendingin cairan ini menggendong single camshaft (SOHC) 4-tak yang tenaganya disalurkan ke transmisi 6 percepatan.

Asyiknya, waktu bejek gas motor ini di trek motocross Paramount Land, Tangerang, mindset negatif tentang motor lokal seakan terbuang begitu saja. Dari beberapa aspek motor ini bahkan bisa mirip produksi luar negeri.

Baca Juga: Test Ride - New Ducati Monster 821 2019, Si Legendaris Pengabdi Torsi

Hal paling menonjol adalah mesinnya yang responsif ala motor-motor trail special engine (SE) yang dibuat untuk berkompetisi. Meski bukan kategori SE dan harganya jauh dibawah motor berspesifikasi SE yakni Rp 45 juta (On The Road September 2019), namun dari aspek kaki-kaki dan performa motor lokal ini memang patut diacungi jempol.

Hanya kendala minor yang dialami test rider Kabaroto seperti kaki-kaki sedikit bunyi dan kondisi rantai yang kurang terlalu baik serta tuas transmisi dan kopling yang tidak sinkron sejak unit tes datang. Itupun masih bisa melahap trek Paramount Land dengan baik, terbayang jika motor ini sehat, pasti lebih ganas lagi.

Mencoba di Jalan umum, tentunya menggeber motor dengan ban pacul ini sangat tidak nyaman, belum lagi akselerasi terasa cenderung linear. Wajar saja, motor ini memang peruntukkannya di trek tanah.

Melibas tikungan di trek Paramount, kaki-kaki depan dan belakang terasa mumpuni dengan diameter sokbreker depan tipe upside down yang cukup besar. Piringan cakram berdiameter 270mm pada bagian depan dan 220mm pada bagian belakang dirasa cukup untuk menghentikan laju motor di trek.

Baca Juga: Test Ride Moto Guzzi V9 Bobber - Sensasi Mesin V-Twin

Sokbreker belakang monoshock unitrack system dilengkapi tabung ala kompetisi dan terlihat adjustable, meskipun ketika menjajal settingan, test rider tidak merasakan perubahan yang terlalu signifikan.

Meski dirancang untuk enduro, namun kapasitas tangki bahan bakar menampung sebanyak 6,7 liter. Mencoba menghitung konsumsi BBM dengan jalur Alam Sutera - Bintaro - BSD - Gading Serpong - Pamulang kondisi tingkat kemacetan sangat minim pada kecepatan rata-rata 60 kpj, didapatkan angka 19 kpl.

Bagi Sobat Kabaroto yang ingin 'nakal' di trek, motor seharga Rp 45 jutaan ini bisa jadi salah satu rekomendasi pemuas hasrat tanpa perlu repot modifikasi. Kapan lagi bisa dapat trail 250 cc dengan harga dibawah Rp 50 juta? Sikat!

Spesifikasi Viar Cross X 250

Rangka
PANJANG X LEBAR X TINGGI 2120 x 810 x 1250 mm
JARAK SUMBU 1440 mm
JARAK TERENDAH KE TANAH 320 mm
TIPE SUSPENSI DEPAN Upside Down
TIPE SUSPENSI BELAKANG Monoshock Unitrack System
REM DEPAN Disc Brake, Disc Plate Ukuran 270 mm
REM BELAKANG Disc Brake, Disc Plate Ukuran 220 mm
UKURAN BAN DEPAN 90/100-21
UKURAN BAN BELAKANG 110/100-18
KAPASITAS TANGKI BAHAN BAKAR 6,7 Liter
BERAT KOSONG 126 kg
TINGGI TEMPAT DUDUK 920 mm
ACCU 12V – 8Ah
MESIN
TIPE MESIN 4 Langkah, SOHC
DIAMETER X LANGKAH 77 x 53,6 mm
KAPASITAS MINYAK PELUMAS MESIN 1,5 Liter
KOPLING Manual, Multiplate Wet Clutch
GIGI TRANSMISI 6 Kecepatan
STATER Electric stater & kick starter
SISTEM PENGAPIAN CDI – DC
VOLUME LANGKAH 249,6 cc
POLA PENGOPERAN GIGI 1-N-2-3-4-5-6
DAYA MAKSIMAL 25,47 dk / 9000rpm
TORSI MAKSIMAL 23 N.m / 7000rpm

Tags:

#Viar Indonesia #Viar Cross #Motor Trail #Adventure Trail #Trail #Motocross

Bagikan

Berita Terkait

Bagikan