KabarOto.com - Jakarta yang menjadi pusat Ibukota Indonesia menjadi lokasi pertama gas motor jurnalis kabaroto dalam menjelajah Jawa Timur. Berangkat pada tanggal 3 September 2017 pukul 22.00 WIB, jurnalis Kabaroto sampai di tujuan akhir Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur pada Rabu 5 September 2017, dan sampai kembali di Ibukota Jakarta pada Sabtu 9 September 2017 pukul 21.00 WIB.
Sepanjang jalan dari Jakarta-Banjarnegara-Pacitan-Malang-Bromo, jurnalis mendapati tiga jalur yang cukup ekstrim saat dilalui menuju Jawa Timur.
Pertama Jalur Pacitan-Trenggalek, jalur yang membelah hutan dengan kanan kirinya hutan dan tebing curam yang menjorok kelaut. Dengan minimnya pembatas antara jalan dengan jurang jalur ini dapat dibilang paling ekstrim, bila malam tidak adanya sarana penerangan, serta puluhan tikungan yang menurun dan menanjak membuat pengendara akan sedikit kesulitan dalam mengontrol transmisi percepatan kendaraan.
Dan parahnya adalah sepanjang jalur yang jauh dari pemukiman penduduk, tidak tersedianya lokasi pengisian BBM resmi maupun eceran yang biasanya di kelola oleh warga setempat.

Kedua, Jalur Gunung Kidul Wonosari-Pracimantoro-Pacitan. Ketika melalui jalur Gunung Kidul Wonosari kita mendapati jalur yang cukup padat dengan kendaraan dan masih banyak rumah penduduk yang berada di kanan dan kiri jalur ini. Namun, jalur ini juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi pengendara, dengan jalan menurun yang panjang dan menanjak yang panjang dan tiba tiba harus menikung agak membuat kesulitan pengendara saat melaluinya, terlebih lagi bagi pemula.

Tak hanya sampai disitu saja, perjalanan masih berlanjut memasuki jalan Nasional Pracimantoro menuju Pacitan. Saat dijalur Pracimantoro yang masih dalam tahap pengerjaan kami harus lebih berhati hati dengan keadaan aspal yang belum selesai semua pengerjaannya. Ditambah minimnya penerangan dapat membahayakan pengemudi yang lengah dengan jalan lurus yang bergelombang serta gelap gulitanya hutan belantara. Memasuki wilayah Pacitan, kembali kami dipertemukan dengan jalan yang biasa. Dengan tikungan tajam 180 derajat dikanan kiri serta jalan menurun dan menanjak yang tak pernah putus hingga sampai tugu selamat datang di Kota Pacitan.

Ketiga Jalur Tulungagung-Gunung Kawi-Malang, melalui jalur Gunung Kawi kembali kami merasakan adrenalin dan sensasi tersendiri, dengan banyaknya tikungan tajam serta gelapnya malam membuat suasana jalur ini ekstrim dengan minimnya penerangan. Jalur yang berkelok dengan kanan kirinya berjajar rapih pepohonan karet dan pinus sedikit membakar adrenalin saat mengendalikan roda dua yang kami kendarakan, sesampainya di Malang yang lebih tepatnya Gunung Bromo segala kelelahan dan rasa tegang kembali surut setelah menyaksikan betapa agungnya ciptaan yang maha kuasa dengan mengucap rasa syukur.
