Teknologi Injeksi
Seiring berkembangnya teknologi sistem pengkabutan bahan bakar tipe injeksi, banyak produsen yang membuat skema kerja berbeda pada tiap sistem tersebut. Contohnya sistem GDI (Gasoline Direct Injection) yang mengandalkan prinsip kerja bukaan klep hanya bertugas untuk menyedot udara.
Sementara bahan bakar disemprotkan oleh nosel injektor langsung di dalam tabung silinder pada ujung siklus kompresi, sehingga ledakan terjadi tanpa bantuan percikan dari busi.
Prinsip kerja yang memang merupakan adaptasi dan penyempurnaan dari injektor mesin diesel ke mesin bensin ini menjadi tipe unggulan sebagian manufaktur kendaraan untuk efisiensi karena dapat dilakukan dengan menyemprotkan jumlah bahan bakar yang jauh lebih sedikit pada saat idle atau berjalan pelan, sementara udara yang masuk dari klep tetap berjumlah normal.
Hal ini biasa disebut ultra lean mode. Namun salah satu sisi negatifnya, bahan bakar yang biasa sekaligus bekerja sebagai pembersih klep kini tidak melewatinya, sehingga penumpukan kerak pada klep lebih cepat terjadi.
“Pada Isuzu Panther, bahan bakar dipompa langsung ke injektor, sedangkan pada sistem terbaru dengan common-rail, bahan bakar terlebih dahulu dimasukkan ke common-rail untuk dinaikkan tekanannya sebelum dibagi rata ke injektor,” jelas Rudy Irawan, owner Espe’el Motorsport, di Daan Mogot, Jakbar.
Lain halnya dengan injektor bertipe MPI, singkatan MPI sendiri bervariatif tergantung masing-masing manufaktur yang menggunakannnya seperti Multi Point Injection atau Multi Port Injection. Prinsip kerjanya mengandalkan sebuah nosel injektor terpisah, di luar intake port setiap silinder dengan beberapa lubang berdiameter tertentu pada injektor tergantung kebutuhan suplai bahan bakar.
“Biasanya setiap silinder mesin dengan MPI akan dilayani suplai bahan bakarnya oleh satu buah injektor. Saat ini seluruh line-up Suzuki mobil di Indonesia sudah menggunakan sistem Multi Point Injection (MPI),” terang Totok Yulianto, Service 4W Technical & Quality Group Head PT. Suzuki Indomobil Sales.