Cek Oli Mesin

Beralih ke oli, mungkin beberapa cewek yang sering bawa mobil untuk servis sendiri ke bengkel sudah tidak asing lagi dengan metode ganti oli yang tertulis di buku servis mobil. Umumnya oli harus diganti setiap sekian ribu kilometer atau setelah sekian bulan, tergantung yang mana dulu yang dicapai.

Oli sendiri memiliki fungsi yang macam-macam, salah satunya seperti sebagai pelumas atau pelicin supaya gesekan yang terjadi pada bagian dalam mesin dapat berjalan baik.

Untuk mengecek apakah olinya masih cukup atau tidak dapat dilihat pada bagian yang namanya dipstick oli, untuk posisinya tergantung jenis mobilnya, kemudian setelah dibuka ada tanda yang menunjukkan titik maksimum oli.

oli mobil

Intan mengatakan, “Untuk jangka waktu ganti oli tergantung jenis oli mesin karena ada beberapa jenis oli mesin yang untuk jangka 5.000 km ada juga yang 10.000 km. Tapi kita saran untuk oli mesin yang 5.000 km, jangan sampai 5.000 km baru diganti. Usahakan dekitar 4.000 km udah diganti olinya. Soalnya namanya di jalanan, walaupun macet kan, itu mesin tetap running terus itu juga harus dihitung perkiraannya.”

Mobil tua dan mobil dengan kilometer tinggi disarankan menggunakan SAE 10W40 yang teksturnya lebih kental, sedangkan untuk mobil keluaran baru kisaran keluaran tahun 2010 dengan bahan bakar bensin, disarankan pakai SAE 5W30 yang teksturnya lebih cair.

Baca Juga: Moty's Kembali Masuk Indonesia, Hadirkan Oli Racing Mobil Dan Motor

Sedang untuk mobil diesel bisa menggunakan 5W40. Berbeda dengan air radiator, oli tidak berkurang, tapi membutuhkan pengurasan. Jika dicek pribadi terjadi pengurangan maka penguapannya kurang bagus atau kurang cocok pada mesin.

Apabila oli tidak cocok atau tidak bagus akan mempengaruhi performa mobil yang akan berkurang, seperti tarikannya lebih berat dan kalau dicek dari dipstick, akan terdapat gumpalan atau bagian yang kental.

Nah, ternyata gampang kan cara cek dan penanganannya, jadi bisa mulai rajin untuk cek berkala sendiri deh.