Sementara untuk melatih otot, masing-masing pembalap punya porsi yang berbeda tergantung dari jenis balapan. "Dalam latihan beban saya tidak mengangkat beban yang terlalu berat, mungkin beratnya seberat tubuh saya. Tapi repetisinya lebih banyak," papar Ali.
Selain itu, Ali pun menjelaskan, "Pembalap di kelas 600 cc atau Superbike harus berlatih dengan beban yang lebih berat, mengingat bobot sepeda motornya pun lebih berat, sehingga latihan juga mengarah kepada peningkatan massa otot," tambahnya.
Secara umum, latihan yang dilakukan Ali dalam menyiapkan fisik lebih kepada pelatihan otot-otot kecil, mulai dari main tali, core, balance juga senam lantai.
Baca Juga: Harapan Besar Ali Adriansyah Di Putaran Akhir WSSP300
Saat angkat beban, bobotnya pun tidak melebihi berat tubuh Ali. Latihan seperti itu dilakukan Ali Adriansyah setiap hari. Dan akan ada sedikit peningkatan saat menghadapi balapan. Dengan kondisi fisik yang prima seorang pembalap akan lebih mudah dalam berkonsentrasi dan meningkatkan skill, sekaligus menjaga emosi saat balapan.
"Ketika pembalap meraih hasil yang bagus, maka kepercayaan dirinya akan semakin besar. Dengan kepercayaan diri yang tinggi, nyali seorang pembalap pun akan meningkat," ucap Erin Rusmiputro, ayah sekaligus manajer dari Ali Adriansyah.
Pria yang telah lama berkecimpung dalam dunia balap itu memandang bahwa antara kondisi fisik, skill dan nyali seorang pebalap saling berhubungan. "Dengan fisik yang prima, pembalap akan dapat mengembangkan skill-nya dengan lebih mudah," katanya.
Skill yang bagus akan membuat kepercayaan diri pembalap menjadi tinggi sehingga nyali akan terbentuk untuk lebih berani. Jadi jelas bahwa pembalap bukanlah manusia yang hanya mengandalkan nyali untuk meraih prestasi. Ada banyak usaha harus dilakukan untuk menjadi pebalap juara, melatih fisik adalah salah satu diantaranya.
"Pembalap itu membutuhkan disiplin, komitmen, dan dedikasi," tutup Ali Adriansyah.