Faktor Aerodinamik juga mempengaruhi kinerja mobil MP4/4, membuat laju duet Alain Prost dan Aryton Senna tanpa halangan. Catatan paling mencolok saat itu dari MP4/4 adalah ketika Senna dan Prost mencetak waktu tercepat di San Marino, Italia, sementara juara dunia musim sebelumnya yakni Nelson Piquet berada di belakang duet McLaren, padahal menggunakan mesin yang sama.
Dengan kualitas downforce terbaiknya, MP4/4 pada kualifikasi di Hockenheim, Jerman berhasil mencetak rekor kecepatan tertinggi yakni 333 kpj pada lintasan sepanjang 1,6 km. Sementara Gerhard Berger dengan Ferrari mencetak kecepatan 328 kpj, disusul Ivan Capelli (March - Judd) pada kecepatan 312 kpj.
Baca juga: Desain Sayap Depan McLaren MCL35 Memaksimalkan Downforce
MP4/4 mempersembahkan 15 kali kemenangan dalam 16 seri balapan yang digelar, sehingga menjadikan mobil ini paling mendominasi di eranya bahkan hingga saat ini. Kemenangan 15 seri tersebut, hanya bisa disaingi oleh Mercedes F1 W07 Hybrid (2016) yang memenangkan 19 dari 21 balapan.
Sementara MP4/2 hanya mempersembahkan 12 dari 16 balapan dengan duet Niki Lauda dan Alain Prost. MP4/4 melampaui MP4/2 bukan saja kemenangan saat balapan namun juga kualifikasi, menempati 12 kali barisan terdepan dan 10 waktu tercepat.
Selama musim 1988, MP4/4 juga mengalami pengembangan dengan merevisi bagian aerodinamika. Menghilangkan slang turbo pada bagian atas pod, karena mengakibatkan ketidakseimbangan pada mobil. Namun setelah kembali dilakukan pengaturan pada suspensi mobil, maka pada kembali slang turbo dipasangkan.
MP4/4 memiliki performa mesin yang mumpuni berkat hasil kerja tim mekanik memaksimalkan setting mesin, aerodinamika mobil terletak pada desain saya depan dan belakang yang meningkatkan kinerja downforce yang maksimal.
Pada akhirnya Marlboro McLaren-Honda merebut gelar konstruktor dengan 199 poin, selanjutnya pembalap Aryton Senna merebut gelar juara dunia 1988 menyingkirkan rekan setim Alain Prost dengan perolehan poin tipis.
Kehebatan MP4/4 harus diakhiri, karena pada musim 1989 FIA mengeluarkan aturan baru dengan melarang penggunakan teknologi turbo pada mesin. Maka lahirlah MP4/5 ditenagai mesin Honda V10. Namun tidak sesukses MP4/4 yang dominan, McLaren-Honda tetap melanjutkan dominasinya hingga 1992. Akhirnya tak berdaya setelah era William pada 1992-1993 dengan teknologi suspensi aktifnya dan keperkasaan mesin Renault.
Hingga kini, MP4/4 dianggap sebagai kendaraan terbaik yang pernah dibuat oleh McLaren.