Ketika Saya mengendarai PCX Hybrid menjumpai jalan lurus beraspal mulus, mampu mencapai kecepatan 100 kpj. Namun itu tidak berlangsung lama, karena kondisi sangat padat.

Cara kerja sistem hybrid dimulai saat motor dihidupkan pertama menggunakan lead acid baterai atau aki standar, sebagai tenaga untuk memulai sistem.

Kemudian setelah mesin hidup, akan mulai pengisian ke baterai lithium-ion yang dipasok dari ACG starter. Kerja hybrid-nya dimulai pada waktu motor mulai bergerak awal dengan berakselerasi cepat.

Assistance berlanjut sekitar 3 detik setelah throttle dibuka dan lampu indikator tetap menyala di panel meter. Setelah 3 detik assistance berhenti, lampu indikator akan padam.

Hybrid akan terasa bekerja saat tuas gas diputar dengan spontan. Tenaga motor assist yang didapatkan dari baterai lithium-ion berkekuatan 50,4 V- 4 Ah, yang disematkan pada mesin 150 cc ini, mampu meningkatkan torsi sehingga membuat akselerasi PCX Hybrid lebih responsif dibandikan PCX standar.

Saat saya menurunkan kecepatan, kondisi baterai mulai berkurang. Namun berselang sekitar 10 menit baterai sudah mulai terisi. PCX Hybrid memanfaatkan momentum deselerasi untuk melakukan pengisian listrik baterai.

Saya pun kembali memutar dan melintasi jalan ini, Gas kembali saya putar, mesin konvesional berkapasitas 149.3cc dan didukung dengan motor listrik membuat saya bisa melesat dengan kecepatan maksimum 120 kpj. Jika jalan kosong mungkin bisa lebih dari itu. Secara keseluruhan performanya lebih cepat dibandingkan PCX standar.

Mesin PCX Hybrid mampu mengeluarkan tenaga maksimum 14,5 dk pada 8.500 rpm serta torsi 13,2 Nm pada 6.500 rpm.

Sementara motor listriknya yang berupa ACG Starter mampu mengeluarkan tambahan tenaga tambahan 1,8 dk pada 3.000 rpm serta torsi 4,3 Nm pada 3.000 rpm.

sistem penguncian keyless yang diberi nama Smart Key System

Saya pun mengakhiri perjalanan di Benyamin Sueb dan melintasi Jalan Gunung Sahari yang padat. Saya kembalikan posisi kemudi di D. PCX Hybrid memiliki dimensi bodi yang lebar, dengan bobot keseluruhan mencapai 136 kg. Saat diajak bermanuver di tengah kemacetan Jakarta, ternyata motor ini cukup gesit.

Rem depan dan belakang mengadopsi single disc brake dengan sistem pengereman Antilock Braking System (ABS), kombinasi ini membuat saya merasa aman saat melakukan pengereman mendadak.

Usai membelah kemacetan di Gunung Sahari, Sudirman, Thamrin hingga kawasan Fatmawati. Saya pun melintasi jalan TB Simatupang yang kondisinya cukup rusak karena proyek pembangunan MRT. Dengan ukuran ban depan 100/80 – 14 M/C dan Ban belakang 120/70 – 14 M/C membuat jalan tersebut dapat dilalui dengan aman. Suspensi depan yang mengadopsi model teleskopik, sementara suspensi belakang menggunakan dua buah sokbreker yang bekerja maksimal di jalan rusak dan bergelombang.

Lanjut Baca lagi