Atasi Efek Abrasi di Brebes, Toyota Indonesia Tanam Mangrove 6 Hektar

Rio Fajar Jumat, 02 Maret 2018

KabarOto.com – Salah satu dampak kondisi cuaca ekstrem adalah rusaknya kawasan pesisir pantai, akibat berkurangnya penghijauan yang mengakibatkan abrasi. Misal di Brebes, Jateng, yang daerahnya berada langsung di pinggir pantai.

Makanya Toyota Indonesia melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) membuat program Toyota Forest, yang salah satu programnya adalah menanam mangrove sebanyak 70 ribu pohon pada lahan seluas 6 hektar untuk mengatasi efek abrasi ini.

“Maksud dan tujuan dipilihnya tempat wisata Mangrove Sari di Desa Kaliwlingi, Brebes ini agar masyarakatnya dapat jadi contoh untuk daerah lain dalam mengatasi abrasi dan rusaknya lingkungan, dengan menanam mangrove bersama-sama dan terus menerus,” papar Nandi Julyanto, Direktur Production Engineering & Vehicle Manufacturing TMMIN dalam sambutannya.

Menuju area hutan mangrove dan kawasan wisata Mangrove Sari mesti menggunakan kapal nelayan setempat
Menuju area hutan mangrove dan kawasan wisata Mangrove Sari mesti menggunakan kapal nelayan setempat

Baca Juga: Toyota Indonesia Hijaukan Pesisir Jawa, Brebes Ditanami 70 Ribu Mangrove

“Kabupaten Brebes terluas kedua se-Jawa Tengah setelah Cilacap dan punya 5 kecamatan pesisir sepanjang 53 km. Tapi ada 1.200 hektar area tambak yang terdampak abrasi. Makanya kita berterimakasih kepada Toyota dengan program ini. Tujuan akhirnya tak hanya menanam, tapi sekaligus bisa jadi desa wisata untuk menarik wisatawan, demi generasi yang akan datang, bagi anak cucu kita,” ucap Idza Priyanti A.Md. SE, Bupati Brebes.

Luas area yang ditanami sekitar 6 hektar untuk menampung 60 ribu pohon mangrove dari Toyota dan 10 ribu dari masyarakat desa sekitar yang ikut menyumbang

Sebab, ternyata persoalan abrasi pantai tak hanya terjadi di pulau Jawa, namun sudah menyeluruh di Indonesia. “Bahkan setelah kita data, ada sekitar 1,8 juta hektar daerah pantai yang rusak karena abrasi, dan Presiden Jokowi menugaskan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman untuk mengembalikan fungsinya hanya dalam waktu 5 tahun,” ujar Sahat M. Panggabean, selaku Asisten Deputi Kementerian Koordinator Maritim RI yang turut menyaksikan acara ini.

Tentu setelah diperbaiki, kawasan yang terdampak abrasi ini harus juga dilindungi. "Makanya untuk jangka panjang, pemerintah pusat juga mendukung pemerintah daerah untuk meyakinkan kita, bahwa kawasan yang telah direhabilitasi ini akan dijadikan kawasan hutan lindung mangrove. Jadi peruntukannya tidak akan berubah-ubah dan meminimalkan kerusakan akibat manusia," ujar Bupati Brebes, Idza.

Sahat M. Panggabean (kanan) bersama Nandi Julyanto sekaligus meninjau area penanaman mangrove

“Selaras dengan program Toyota Forest yang kita jalankan. Kita punya tema ABG CM untuk bersama-sama menjalankan program ini,” sambung Nandi lagi. Tema ABG CM adalah singkatan dari Academy, yakni Toyota bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Business yang berarti program ini jalan karena dukungan dari pengusaha yang tergabung dalam grup Toyota, mulai dari TMMIN, TAM, Toyota Manufacturing Club, Toyota Logistic Community, Toyota Equipment & Facility Club, Auto 2000 dan jaringan dealer Nasmoco.

Lalu G berarti Government dikarenakan dukungan dari pemerintah lewat Kemenko Maritim, Kementerian LHK, Pemprov Jawa Tengah, Pemprov Jawa Barat, Pemprov Jawa Timur, Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Bali.

Sementara Community bertugas untuk membantu melaksanakan dan mengawasi program-program ini berjalan sesuai fungsinya, misal dari Yayasan Senyum Untuk Negeri, KHMPHP Mangrove Sari Brebes, Pokdarwis Sukamulya Karawang, Mangrove Information Centre Surabaya dan Mangrove Information Centre Bali.

Lalu terakhir, Media baik lokal, nasional ataupun online yang bertugas menyebarluaskan kegiatan ini, supaya dapat diketahui oleh daerah lain dan bisa menjadi contoh untuk diterapkan pada daerah lain yang memiliki problem yang sama.

Sebab, hanya dengan perbaikan daerah terkena dampak abrasi lah sebuah desa dapat sekaligus mengembangkan kegiatan ekonomis lainnya. Contoh pada Desa Mangrove Sari, Brebes ini. Terlihat sebelum pintu masuk kawasan wisatanya, sudah mulai banyak toko yang menjual pernik atau oleh-oleh khas seperti gelang dan perhiasan dari kerang laut, atau pasar ikan dan petani tambak yang kini bisa mengembangkan potensi untuk menjual kepiting soka.

Salah satu keuntungan ekonomi yang dapat langsung dirasakan masyarakat sekitar yakni budidaya kepiting soka oleh sekitar 30 petambak lokal, yang harga jualnya jauh lebih tinggi daripada kepiting biasa

Idza Priyanti, Bupati Brebes yang menyatakan gembira karena program jangka panjang ini akan membuat perekonomian daerah wisata Mangrove Sari akan berkembang, berkat usaha di sektor lainnya

Bagikan

Baca Original Artikel