Kisah Williams yang Akhirnya Bukan Privateer Team Lagi
KabarOto.com - Bagi pemerhati atau penggemar balapan Formula 1, pasti mengenal bagaimana tim Williams F1 pada era 1980-an merupakan tim dengan performa yang menjanjikan. Hingga memasuki era 1990-an menjadi kejayaan dari tim Williams.
Adalah Frank Williams, pria kelahiran 16 April 1942 yang memulai tim Williams pada 1977. Sebelumnya tim tersebut memiliki nama Frank Williams Racing Cars (FWRC) pada 1976. Kepemilikan FWRC adalah merupakan kerjasama dengan Walter Wolf, seorang jutawan asal Kanada. Karena kurang memberikan prestasi dan tidak kompetitif, pada 1977 akhirnya Frank Williams hengkang.
Aset tim dikuasai oleh Walter Wolf, dan Frank Williams membangun tim dengan nama Williams Grand Prix Engineering. Berduet dengan insinyur muda kala itu yakni Patrick Head, membangun tim yang akhirnya menjadi merek dagang yakni Williams Racing.
Baca juga: Williams FW14B, Paling Canggih Secara Teknis Dalam Kompetisi F1 1991-1992

Mengikuti perkembangan kompetisi F1, tim Williams beberapa kali melakukan pengembangan pada mobilnya. Mesin yang digunakan berganti mulai dari Honda, Renault, BMW, Supertec, Cosworth, Toyota dan Mercedes-Benz.
Williams memperoleh masa kejayaan pada era 1980-an hingga 1990-an, hingga akhirnya Williams disejajarkan sebagai tim raksasa F1 bersama tim Ferrari, McLaren, Lotus dan Benetton. Mereka merupakan tim yang memiliki kontribusi dalam perkembangan dunia balap F1.
Bahkan Williams bersama Ferrari dan McLaren dijuluki sebagai tim tiga besar F1, karena seringnya meraih kemenangan saat balapan maupun titel juara dunia pembalapnya. Kemudian memasuki era 1990, Williams mulai berbenah lagi setelah 3 pembalapnya menyumbangkan titel juara dunia pada kurun waktu 1980-1990, yakni Alan Jones (1980), Keke Rosberg (1982) dan Nelson Piquet (1987).
Baca juga: Tim F1 Williams Sudah Laku, Siapa Pemilik Barunya?

Era 1990, William merekrut desainer andal Adrian Newey. Ia adalah ahli aerodinamika mobil F1 asal Inggris. Sampai saat ini, Newey adalah salah satu insinyur tersukses di Formula 1. Merancang mobil fenomenal FW14B, kala itu mengadopsi teknologi suspensi aktif. Menjadikan FW14B paling canggih secara teknis di eranya.
Prestasi terbaiknya antara lain juara dunia pada musim 1992, 1996, 1997 bersama tim Williams, kemudian pada 1998 dan 1999 bersama McLaren, dan terakhir pada 2010 dengan Red Bull Racing. Newey kini masih bergabung bersama tim Red Bull Racing.
Selain Newey, Williams juga pernah diperkuat desainer andal lainnya seperti Ross Brawn dan Geoff Willis. Tim yang bermarkas di Grove, Oxfordshire, Inggris ini terus melakukan pergantian pembalap, beberapa sosok ternama pernah memperkuat tim ini seperti Clay Regazzoni, Heinz-Harald Fretzen, Ralf Schumacher, Jenson Button, Juan Pablo Montoya dan legenda Aryton Senna.

Sementara titel juara dunia pembalap F1 yang diraih bersama Williams di antaranya adalah Jones, Rosberg, Piquet, Nigel Mansell (1992), Alain Prost (1993), Damon Hill (1996) dan terakhir ada Jacques Villeneuve (1997). Hingga saat ini, Williams belum meraih titel juara dunia pembalapnya termasuk konstruktor. Frank Williams pun berusaha keras untuk mengarahkan timnya menjadi yang terbaik.
Sejumlah perubahan dilakukan bahkan sejak terakhir timnya meraih juara dunia pembalap F1 pada 1997, bekerjasama dengan BMW sebagai penyedia mesin dan pengembangan teknis selama 6 tahun. Konsekuensinya, Williams mengontrak satu pembalap asal Jerman selama berkompetisi, pada saat itu Ralf Schumacher menjadi pilihannya.
Baca juga: Ditinggal Simon Robert, Jost Capito Merangkap CEO dan Kepala Tim Williams

Ternyata, mesin dengan performa bagus tidak ditunjang oleh sasis dan bodi mobilnya. Sehingga Juan Pablo Montoya hanya bisa menjadi runner-up juara dunia, akhirnya BMW kecewa dan pada 2006 membentuk tim sendiri yang bernama BMW Sauber. Selanjutnya Williams menggunakan mesin V8 Cosworth, namun tetap belum menemukan performa terbaiknya.
Williams kesulitan untuk menemukan sponsor demi kelangsungan dan operasional tim. Karena kurang menampilkan prestasi, sponsor besar kurang berminat terhadap tim. Musim 2014, William melakukan kerjasama dengan Mercedes-Benz hingga saat ini bersama dengan tim McLaren, Aston Martin dan Mercedes-AMG Petronas. Kerjasama ini memudahkan tim tadi untuk melakukan pengembangan mesin bersama hingga akademi pembalap mudanya bersama Mercedes-Benz.
Memasuki pandemik Covid-19, Williams makin kesulitan finansial. Pada September 2020, tim ini diambil alih oleh perusahaan finansial Darilton Capital asal Amerika Serikat. Perusahaan ini berhak atas seluruh aset yang dimiliki Frank Williams seperti museum, bengkel dan tentu saja tim F1 itu sendiri.
Akhirnya keluarga Williams mundur dari F1, sebelum mundur adalah Claire Williams yang sempat mengurusi tim. Tentu saja, mundurnya keluarga Williams ini menjadikan tim privateer terakhir di F1 saat ini. Tradisi F1 kini berubah, menjadi perang bisnis dan persaingan antar pabrikan mesin.
Baca Original Artikel