Masih Ada Kendala, Program Recall Chery Omoda 5 Baru 90 Persen
KabarOto.com - Kejadian kerusakan bagian komponen selongsong sumbu roda belakang (rear axle) Chery Omoda 5 beberapa waktu lalu di Malaysia, membuat konsumen Indonesia khawatir.
Chery Sales Indonesia pun melayani program recall agar konsumen tak lagi merasa khawatir. Menurut Rifkie Setiawan, Head of Brand PT CSI Chery Sales Indonesia, progres recall Omoda 5 sudah mencapai 90%.
Baca Juga: Chery Hadirkan 'Black Interior Color' pada Omoda E5 EV
"Saat ini, konsumen sudah banyak yang datang. Kendalanya adalah menemukan jadwal yang cocok untuk datang ke diler, itu yang membuat proses ini sedikit lama," ujarnya.
Rifkie menambahkan, jika konsumen memiliki banyak waktu dan dapat datang kapan saja, itu akan memudahkan kami dan proses recall akan lebih cepat selesai.

Untuk pelanggan yang berada di luar kota, CSI akan lakukan strategi jemput bola, jika tidak memungkinkan untuk menjemput langsung, mereka akan mengirimkan mobil servis terlebih dahulu.
"Kami akan cek kondisi mobil, dan jika masih oke, akan memberi tahu konsumen bahwa mobil masih aman. Jika memang memerlukan penanganan lebih lanjut, akan kami bawa ke dealer," jelas Rifkie.
CSI menargetkan proses recall selesai pada pertengahan Juni 2024. Namun, Rifki menegaskan, tergantung pada jadwal yang dapat disepakati dengan konsumen.
Mengenai gejala kerusakan pada mobil konsumen Rifkie menyampaikan saat ini, hasil pemeriksaan menunjukkan, seluruhnya dalam kondisi aman.
CSI saat ini hanya melakukan pengecekan, belum ada pergantian part dan untuk part yang digunakan sama dengan yang di Malaysia. Rifkie juga menjelaskan, CSI sudah mengeluarkan pernyataan resmi setelah dicek oleh kantor pusat, ternyata untuk permasalahannya ada di vendor.
Hal itu dapat terjadi akibat dalam masa produksi, vendor tersebut melakukan perubahan untuk proses pengelasan (welding), dan dalam proses pembaharuan itu, terjadi kesalahan yang menyebabkan masalah ini.
Baca Juga: Chery Tiggo 5X Pro di Filipina Kena Recall, Ini Penyebabnya
"Oleh karena itu, dalam periode tertentu, kami melakukan pengecekan di semua negara, termasuk Indonesia, dengan total sekitar 420 unit yang disuspek di beberapa negara." tutup Rifkie.