Mengupas BMW E30 Catatan Si Boy yang Melegenda
KabarOto.com - Dalam sejarahnya, BMW E30 berhasil mengukuhkan dirinya sebagai kendaraan kompak dengan kemampuan sport. Khusus di Indonesia, sedan ini terkenal karena dipakai di film Catatan si Boy pada 1987 silam.
Hal ini bisa dipahami, karena E30 diciptakan dengan konsep the ultimate driving machine, yang berarti mesin yang hebat untuk dikendarai.
Itulah kenapa mobil yang didesain oleh Claus Luthe pada tahun 1978 ini, sangat menyenangkan untuk dikendarai, khususnya bagi mereka yang memang benar-benar pengendara mobil sejati.
Atas popularitasnya, E30 kerap tampil di beberapa film, dia ntaranya Acid Factory (2009), Death Hunter (2010), dan Cradle of Fear (2001). Lalu yang membuat kepopulerannya meroket di Indonesia, adalah saat dipakai di Film Catatatan Si Boy (CABO) pada 1987.
“Saat itu euforianya hampir bersamaan dengan E30 M10 pertama kali masuk ke Indonesia,” ujar Andre Taulany, penggemar film Catatan Si Boy sekaligus sebagai orang yang pernah memiliki E30 yang ada di film itu.
Dalam film tersebut, Boy diperankan oleh Ongky Alexander. Bila mengutip dari lirik soundtrack yang dinyanyikan Ikang Fawzi, Boy merupakan sosok anak orang kaya, punya teman segudang karena pergaulannya, baik budi dan tidak sombong, jagoan lagi pula pintar, serta sholeh.
Baca juga: Mengenal E30, Sedan Legendaris Keluaran BMW
E30 tersebut digunakan untuk kendaraannya sehari-hari, bahkan ada aksi heroik yang pasti diingat para pecinta CABO, saat sedan tersebut ‘ngepot’ di salah satu ruas jalan di bilangan Jakarta Selatan, sebelum akhirnya si Boy berkelahi.
Setelah digunakan di film CABO, E30 tersebut beberapa kali berganti pemilik, hingga akhirnya ‘lenyap’. Andre lantas mencari tahu keberadaan mobil tersebut. “Akhirnya dapat di sebuah bengkel di kawasan BSD, dengan kondisi memprihatinkan.”
Pria ramah tersebut menambahkan, proses resotrasinya memakan waktu hampir setahun, dan dibuat dengan detail. Sampai-sampai ia harus membeli sebuah E30 lagi yang lebih komplet, untuk dijadikan sebagai donor spare parts.
Yang menarik, E30 CABO ini datang ke Indonesia dengan body kit asli M Tech 1, pelek Compomotive ring 15, dan aslinya menggunakan mesin Hartge 325i. “Namun mesinnya sudah saya ganti dengan 323 M20,” jelas Andre.
Ternyata ada cerita seru mengenai pelek Compomotive ring 15 tersebut. “Itu pelek susah banget dicari, kalau yang ring 14 banyak,”.
Sampai suatu saat ketika melintas di daerah permata hijau, Andre melihat ada pelek ini di tukang tambal ban pinggir jalan. “Langsung gw puter balik, sambil berdoa mudah-mudahan itu ring 15,”.
Benar saja, itu pelek yang diincarnya selama ini. “Gue girang banget, sudah kayak ketemu jodoh,” kenangnya saat itu.
Pelat Nomor Incaran
Selain penampilan bodi, bagian iconik yang paling melekat di benak pecinta film Catatan Si Boy adalah pelat nomornya, B 318 P. “Dapatin pelat nomor ini juga seru,” jelas Andre.
Karena saat ditemukan, pelat nomornya sudah berubah, namun dari jejak di BPKB, nomor tersebut memang pernah melekat di E30 itu.
“Pas dicari, ternyata pelat nomor mobilnya sudah dipakai di Kijang Grand Extra." Setelah melalui proses yang cukup unik dengan cara barter, akhirnya Andre berhasil mendapatkan kembali pelat nomor tersebut.
Saat mobil sudah selesai direstorasi, Andre lantas kembali menonton film Catatan Si Boy 1, untuk mereview bagian mana yang belum komplet. Tape Blaupunkt dengan stick cobra, sampai tasbih semua dipasang mirip aslinya.
Namun ada satu yang masih belum ketemu, yakni telepon mobil merek Mobitel. Di dalam film tersebut ada adegan saat Boy menghubungi Nuke (Ayu Azhari) dengan menggunakan telpon mobil berwarna oranye.
Sayangnya, mobil tersebut kini sudah tidak di tangan Andre Taulany lagi, karena sudah berpindah tangan ke seseorang yang juga penggemar dari film Catatan Si Boy.
Bertepatan dengan Hari Film Nasional, yang jatuh pada hari ini, CABO merupakan salah satu contoh film, yang bisa menjadikan sebuah mobil menjadi ‘aktor’, yang tak kalah populer dari artis pemeran lainnya.
Selamat hari Film Nasional!
