Test Ride - Menyusuri Jakarta dengan Honda PCX Hybrid

Bimo Hariyadi Kamis, 03 Januari 2019

KabarOto.com - Pada awal tahun 2018, PT Astra Honda Motor (AHM) memperkenalkan kendaraan roda dua hybrid yang diklaim pertama kali di dunia. KabarOto mendapat kesempatan untuk mencoba motor skutik bongsor yang dibekali dengan teknologi hybrid.

Baca Juga: Test Ride - Kencan Seminggu Dengan Royal Enfield Classic 500

Pertama kali duduk di bangku kemudi, perasaan nyaman sangat terasa. Dengan tinggi tempat duduk 764 mm, sangat pas dengan postur saya yang memiliki setinggi 175 cm, ditambah ground clearance 137 mm, membuat KabarOto dapat menapakkan kaki dengan mudah.

Setang yang lebar pun sangat pas, tidak membuat tangan terlalu menekuk, tidak juga terlalu lurus.

PCX Hybrid memiliki setang yang lebar, tidak membuat tangan terlalu menekuk namun tidak juga terlalu lurus. Motor ini menggunakan sistem penguncian keyless yang diberi nama Smart Key System. Dengan sistem ini saya tidak perlu menggunakan kunci konvensional untuk menghidupkan mesin ataupun membuka jok.

Tinggal mengaktifkan dari remote, kemudian memutar ke posisi On, maka motor langsung bisa di stater. Untuk membuka bagasi dan membuka tangki langsung dari sini. Oh iya, sistem keyles terintegrasi dengan alarm anti-maling.

Tidak ada suara sama sekali untuk menyalakan motor ini, sangat halus. Begitu saya melakukan start memutar tuas gas, tidak ada hentakkan. Sambil berjalan, KabarOto melihat bagian panel meter, di sini beragam informasi berkendara ditampilkan, seperti smart key indicator, oil charge indicator, ABS indicator, lithium battery indicator, dan riding mode.

PCX Hybrid memiliki pihan mode berkendara, dengan tombol pilihannya terdapat pada setang sebelah kiri. Mode berkendara dengan huruf D merupakan drive mode, dimana pengendara dapat merasakan performa bertenaga namun hemat bahan bakar. Kemudian mode berkendara dengan huruf S merupakan sport mode, pengendara dapat merasakan akselerasi lebih responsif dibanding mode D. Terakhir adalah mode idling, pengendara dapat menghentikan fungsi dari fitur Idling Stop System. Mode ini memiliki gaya berkendara sama seperti mode D.

Panel meter dengan informasi yang lengkap.

Saya menggunakan mode berkendara S (Sport). Tenaga yang dimuntahkan motor ini cukup cepat, sistem hybrid berfungsi sebagai pendorong tenaga pertama saat dihentakkan secara mendadak.

Ketika Saya mengendarai PCX Hybrid menjumpai jalan lurus beraspal mulus, mampu mencapai kecepatan 100 kpj. Namun itu tidak berlangsung lama, karena kondisi sangat padat.

Cara kerja sistem hybrid dimulai saat motor dihidupkan pertama menggunakan lead acid baterai atau aki standar, sebagai tenaga untuk memulai sistem.

Kemudian setelah mesin hidup, akan mulai pengisian ke baterai lithium-ion yang dipasok dari ACG starter. Kerja hybrid-nya dimulai pada waktu motor mulai bergerak awal dengan berakselerasi cepat.

Assistance berlanjut sekitar 3 detik setelah throttle dibuka dan lampu indikator tetap menyala di panel meter. Setelah 3 detik assistance berhenti, lampu indikator akan padam.

Hybrid akan terasa bekerja saat tuas gas diputar dengan spontan. Tenaga motor assist yang didapatkan dari baterai lithium-ion berkekuatan 50,4 V- 4 Ah, yang disematkan pada mesin 150 cc ini, mampu meningkatkan torsi sehingga membuat akselerasi PCX Hybrid lebih responsif dibandikan PCX standar.

Saat saya menurunkan kecepatan, kondisi baterai mulai berkurang. Namun berselang sekitar 10 menit baterai sudah mulai terisi. PCX Hybrid memanfaatkan momentum deselerasi untuk melakukan pengisian listrik baterai.

Saya pun kembali memutar dan melintasi jalan ini, Gas kembali saya putar, mesin konvesional berkapasitas 149.3cc dan didukung dengan motor listrik membuat saya bisa melesat dengan kecepatan maksimum 120 kpj. Jika jalan kosong mungkin bisa lebih dari itu. Secara keseluruhan performanya lebih cepat dibandingkan PCX standar.

Mesin PCX Hybrid mampu mengeluarkan tenaga maksimum 14,5 dk pada 8.500 rpm serta torsi 13,2 Nm pada 6.500 rpm.

Sementara motor listriknya yang berupa ACG Starter mampu mengeluarkan tambahan tenaga tambahan 1,8 dk pada 3.000 rpm serta torsi 4,3 Nm pada 3.000 rpm.

sistem penguncian keyless yang diberi nama Smart Key System

Saya pun mengakhiri perjalanan di Benyamin Sueb dan melintasi Jalan Gunung Sahari yang padat. Saya kembalikan posisi kemudi di D. PCX Hybrid memiliki dimensi bodi yang lebar, dengan bobot keseluruhan mencapai 136 kg. Saat diajak bermanuver di tengah kemacetan Jakarta, ternyata motor ini cukup gesit.

Rem depan dan belakang mengadopsi single disc brake dengan sistem pengereman Antilock Braking System (ABS), kombinasi ini membuat saya merasa aman saat melakukan pengereman mendadak.

Usai membelah kemacetan di Gunung Sahari, Sudirman, Thamrin hingga kawasan Fatmawati. Saya pun melintasi jalan TB Simatupang yang kondisinya cukup rusak karena proyek pembangunan MRT. Dengan ukuran ban depan 100/80 – 14 M/C dan Ban belakang 120/70 – 14 M/C membuat jalan tersebut dapat dilalui dengan aman. Suspensi depan yang mengadopsi model teleskopik, sementara suspensi belakang menggunakan dua buah sokbreker yang bekerja maksimal di jalan rusak dan bergelombang.

Memasuki kawasan Cinere, Depok. Terdapat satu tanjakan yang sangat curam, dengan panjang kurang lebih 400 meter. PCX Hybrid bisa langsung menanjak tanpa ada jeda, karena sistem hybrid menghasilkan tenaga tambahan membuat motor ini dapat melesat dengan cepat dan menanjak terasa mudah.

Desain lampu utamanya sangat keren dan memberikan kesan canggih serta eksklusif.

Di daerah ini juga terdapat beberapa tikungan yang cukup tajam, saya merasakan sensasi berkendara yang menyenangkan dengan performa luar biasa. Tampilan eye chatching PCX Hybrid, membuat saya bangga menjadi perhatian saat berhenti di lampu merah persimpangan jalan.

Secara keseluruhan, motor ini sangat nyaman, dan pas untuk digunakan di berbagai kondisi jalan. Konsumsi bahan bakarnya pun sangat irit, saya mengisi tangki 8 Liter full dan bisa saya gunakan selama 2 hari sudah dengan kondisi stop start di Jakarta.

Untuk menunjang kenyamanan, PCX Hybrid telah dilengkapi DC socket untuk power charger yang disematkan di konsol box sisi depan.

Sistem pencahayaan motor ini menggunakan teknologi LED yang memastikan cahaya lebih terang saat berkendara di malam hari. Desain lampu utama dan belakangnya nya sangat keren dan memberikan kesan canggih serta eksklusif. Lampu belakang PCX Hybrid seolah membentuk huruf "X", membuat bagian buritan skutik premium ini terlihat lebih stylish.

Spesifikasi Honda PCX Hybrid

Dimensi 1.923 x 745 x 1.107 mm
Berat 136 kg
Kapasitas Tangki 8 Liter
Jarak Sumbu Roda 1,313 mm
Tinggi Tempat Duduk 764 mm
Ground Clearance 137 mm
Rangka Double Cradle
Suspensi depan Teleskopik
Suspensi belakang Lengan Ayun dengan Dual Shockbreaker
Ukuran Ban Depan 100/80 – 14 M/C (Tubeless)
Ukuran Ban Belakang 120/70 – 14 M/C (Tubeless)
Rem Depan 100/80 – 14 M/C (Tubeless)
Rem Belakang Single Disc Brake
Sistem Pengereman Antilock Braking System
Performa Mesin
Tipe 4 Langkah, SOHC, PGM-FI, berpendingin cairan, eSP
Kapasitas 149,3 cc
Daya Maksimum 14,7 dk / 8.500 rpm
Torsi Maksimum 13,2 N.m / 6.500 rpm
Sistem Bahan Bakar Fuel Injection

Bagikan

Baca Original Artikel