Ubah Bodi Bus Tidak Sekadar ‘Cakep’ Dilihat, Namun Ada Hal Penting yang Perlu Disesuaikan
KabarOto.com - Berkaca dari kecelakaan yang menimpa sebuah bus pariwisata hingga menewaskan sebelas penumpang akhir pekan lalu (11/5) di kawasan Subang, Jawa Barat, bak membuka kotak Pandora.
Ternyata praktik perubahan bodi bus yang tidak sesuai regulasi marak dilakukan di banyak tempat. Ditambah masih adanya operator maupun karoseri yang mengabaikan panduan dasar soal konstruksi sebuah bodi bus.
Akibatnya, tren 'modifikasi bodi' yang sekarang marak terjadi, seringkali dilakukan tanpa pertimbangan yang matang. Salah satu contohnya adalah pada bus yang mengalami kecelakaan; bus bermesin depan tersebut ternyata menggunakan bodi yang dirancang khusus untuk bus bermesin belakang. Meskipun keinginan untuk mengikuti tren dapat dipahami, penting untuk memastikan modifikasi dilakukan dengan tepat.
Terlebih lagi, saat ini banyak platform bisnis daring yang menjual komponen bodi dari merek-merek terkenal seperti 'Jetbus 5' yang mirip dengan produk karoseri Adiputro atau 'SR3' yang serupa dengan hasil karoseri Laksana.
Namun, meskipun produk-produk bodi terkenal ini tersedia, seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang memadai, setidaknya kesadaran bahwa mengubah bodi kendaraan bukanlah sesuatu yang sederhana.

Mengubah bodi bus harus mempertimbangkan kekuatan rangka
Sebagaimana diutarakan oleh Kusririn, R&D Manager Laksana, saat dihubungi langsung beberapa waktu lalu (15/5). “(Di Laksana, Red) Kalau ubah bodi atau custom hanya sebatas ganti bagian depan dan belakang. (Bodi) Samping menyesuaikan, biasanya ada di variasi saja,” ungkapnya.
Sejurus kemudian diterangkan lagi oleh salah satu kampiun desain SR, desain bodi signature dari Laksana, menjelaskan bahwa permintaan untuk mengubah bodi, seperti meningkatkan tinggi dari ukuran aslinya, tidak dianjurkan karena dapat mempengaruhi kekuatan struktur rangka yang ada.
Baca Juga: PO Agra Mas Tambah 2 Bus Baru Pakai Bodi Suites Combi
Kalaupun hal itu akan dilakukan, masih menurut Kusririn, hanya bisa dilakukan dengan perubahan menyeluruh dengan opsi ‘angkat bodi’.
“Semua (struktur) rangka menjadi baru dan itu bisa dilakukan, tapi tentunya (tetap) melihat dari umur (sasis), dan kegunaan yang sesuai kapasitasnya,” wanti pria yang berkantor di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah itu.

Adanya batasan saat melakukan perubahan bodi bus
Menurutnya, opsi 'mengangkat bodi' seringkali dilakukan untuk menyesuaikan dengan model yang lebih modern, dan biasanya merupakan permintaan dari pihak operator bus. Namun demikian, pihak Laksana, khususnya di divisi Perbaikan, menegaskan bahwa mereka hanya menyediakan layanan penggantian bodi dengan memotong bagian depan dan belakang untuk kemudian diganti dengan desain yang terbaru.
Baca Juga: Begini Canggihnya Fitur ABA 5 Pada Truk dan Bus Mercedes-Benz
“Termasuk pengecatan ulang seluruh bodi. Untuk Interior biasanya hanya opsional pada part-part tertentu yang diganti sebagai penyegaran,” terang pria yang juga terlibat dalam beragam desain khas karoseri Laksana seperti Panorama DX, Proteus, Nucleus, Cityline, Discovery, sampai New Tourista itu.
Masih berkaitan soal opsi ‘ubah bodi’, pihak Laksana menurut Kusirin, secara prinsip bisa melakukannya asal tidak mengubah rangka standar menjadi lebih tinggi.
“Artinya (contoh) bodi HD tidak bisa diubah menjadi bodi SHD. Kecuali bongkar total, ganti bodi dan itu artinya sama dengan membuat struktur baru, bedanya cuma memakai sasis (yang sudah ada) sebelumnya,” pungkasnya.

Desain sesuai ‘arahan’ pihak APM sasis
Pihak APM penyedia sasis bus sebenarnya aktif dalam menjaga kelaikan produknya agar tidak ‘salah bodi’. Setidaknya secara rutin berkomunikasi dengan tim desain yang ada di karoseri. Faustina, selaku Head of Product and Marketing Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI) menjelaskan proses antara APM dengan Karoseri.
Baca Juga: Perlu Tahu, Baca Kode Sasis Bus di Indonesia
“Pada prinsipnya Daimler Truck & Bus memberikan Body Building Directive (Petunjuk Pemasangan Bodi) untuk pihak karoseri. Dan kami mempunyai portal khusus untuk sharing informasi ini kepada pihak yang berkepentingan, misalnya: distributor, rekanan karoseri, dan sebagainya,” ungkapnya saat dihubungi beberapa waktu lalu.

Agar tercipta kesamaan sudut pandang sekaligus persepsi teknis, pihak DCVI juga secara berkelanjutan melakukan kegiatan edukatif dengan rekanan karoseri yang sudah terdaftar di sebuah portal khusus.
Baca Juga: Mari Berkenalan dengan Sasis Space Frame
“Diundang (karoseri) untuk mengikuti pelatihan ataupun sesi workshop untuk pembaruan materi yang terdapat dalam portal,” lanjut Faustina. Salah satu materi penting yang jadi topik rutin adalah materi Bodybuilding Directive (Petunjuk Pemasangan Bodi). Secara umum materi ini terdiri dari tiga bahasan; informasi umum, mechanical, dan electrical.

“Tujuan sharing untuk Bodybuilding Directive ini adalah agar karoseri membuat desain bodi atau ‘rumah-rumah’ pada kendaraan Mercedes-Benz sehingga hasil akhirnya akan; aman, sesuai perhitungan engineering, dan sesuai dengan aturan pemerintah,” ujar Faustina lagi.
Baca Original ArtikelBaca Juga: Pakai Sasis Tronton, Sleeper Bus Baru PO Borlindo Tampung Penumpang Lebih Banyak