Dampak Krisis Neta, R&D Terancam Bubar dan Gaji Karyawan Belum Dibayarkan

M. Sigit
M. Sigit
Jumat, 21 Maret 2025
Dampak Krisis Neta, R&D Terancam Bubar dan Gaji Karyawan Belum Dibayarkan

Ilustrasi Neta V-II di Indonesia (Foto: Kabaroto)

Ukuran: 14
Font:
Audio:
Ctrl/Cmd + +/- untuk ukuran font
Ctrl/Cmd + F untuk fokus jenis font
Ctrl/Cmd + 0 untuk reset
Ctrl/Cmd + P untuk play/pause/resume audio
Ctrl/Cmd + S untuk stop audio

KabarOto.com - Neta dikabarkan akan membubarkan seluruh tim riset dan pengembangan (R&D) karena krisis keuangan semakin memburuk.

Melansir laman Leiphone, yang dilansir dari Carnewschina, Neta telah menawarkan pesangon kepada karyawan yang mau menandatangani surat pemutusan hubungan kerja (PHK) pada pekan ini.

Tercatat, ada 200 tenaga kerja sudah mulai meninggalkan perusahaan, dari total 1.700 karyawan Neta.

Krisis ini terlihat dari menurunnya jumlah penjualan mobil Neta secara drastis. Data China EV DataTracker menunjukkan penjualan mobil listrik Neta pada Januari turun hingga 98 persen, kemudian pada Februari penjualan tidak sampai 400 unit.

Baca Juga: NETA V-II Urban Sports Concept Mejeng di IIMS 2025, Intip Ubahannya

Lini produk Neta dipasarkan di Indonesia

Gaji Karyawan Belum Dibayarkan

Dampak finansial juga menyebabkan pemotongan gaji besar-besaran kepada karyawan yang bertahan hingga 75 persen dibanding sebelum Oktober 2023, sedangkan karyawan yang telah keluar hanya menerima upah minimum Shanghai.

Kompensasi yang dijanjikan bagi karyawan sejak November 2023, belum dibayarkan hingga saat ini.

Bukan hanya itu, Neta juga mengalami masalah dengan pemasok komponen, di mana pada pemasok menggeruduk kantor pusat Neta Auto di Shanghai untuk menagih pembayaran. Bahkan, beberapa dari merek memilij tidur di lantai gedung sampai tuntutannya terpenuhi.

Baca Juga: Baterai Mobil Listriknya Ngedrop Hanya Bisa Melaju 40 km, Ini Tanggapan Neta Indonesia

Terancam Bangkrut

Beberapa sumber menyebutkan, bahwa krisis ini disebabkan strategi CEO sebelumnya yang terlalu fokus pada penjualan B2B.

Kondisi seperti ini membuat pendiri Neta, Fang Yunzhou kemabali menjadi CEO, dan berencana melakukan restrukturisasi dengan orientasi pada pasar luar negeri dan produk lebih menguntungkan.

Tantangan terbesar Neta adalah hutang yang diperkirakan mencapai 10 miliar yuan (sekitar US$1,4 miliar). Hal ini memicu keraguan atas prospek pemulihan kondisi perusahaan. Pada 2023 telah mencuat rumor perusahaan bakal mengalami kebangkrutan.

Di tengah rumor sempat ada kabar Neta berhasil mendapat suntikan dana 6 miliar yuan namun itu belum cukup untuk menyelamatkan perusahaan dari krisis.

Tags:

#Krisis Neta #Mobil Listrik Neta #R&D Neta

Bagikan

Berita Terkait

Bagikan