POPULAR STORIES

Honda Kampanyekan Aman Dan Nyaman Berkendara Lewat Buku

Honda Kampanyekan Aman dan Nyaman Berkendara Lewat Buku UIN Sunan Ampel dan Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) menerbitkan Buku Fiqih Lalu Lintas.

KabarOto.com - Untuk memperkuat pesan berkendara aman dan nyaman di Indonesia, UIN Sunan Ampel dan Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) menerbitkan Buku Fiqih Lalu Lintas di UIN Sunan Ampel, Surabaya, Kamis (10/01).

Wakil Ketua Yayasan AHM Ahmad Muhibbuddin mengatakan, penyampaian pesan keselamatan berkendara melalui telah akademis menggunakan perspektif nilai-nilai relegius baru pertama kali dilakukan. Terobosan ini diharapkan dapat menjadi modal baru bagi para penggiat safety riding untuk terus mengingatkan para pengguna jalan akan pentingnya berkendara aman dan berkontriusi menciptakan kenyamanan di jalan.

Baca Juga: AHM Berikan Servis Gratis Motor Honda Bagi Korban Bencana Sulawesi

“Buku Fiqih Lalu Lintas ini menggambarkan bahwa safety riding bukan hanya masalah keduniaan semata. Ini bukan sekedar skill berkendara atau kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas, tapi ada perintah agama di sana," ujar Muhib.

Caption

Yayasan AHM juga mengapresiasi karya akademisi UIN Sunan Ampel, sebagai kontribusi nyata dalam memperkuat upaya bersama membangun kesadaran berkendara yang aman dan nyaman.

Sementara itu, Muhammad Lathoif Ghozali, salah satu Tim Penyusun Fiqih Lalu Lintas mengungkapkan, Fiqih sebagai sebuah disiplin ilmu dalam agama Islam memberikan produk aturan dengan pejelasan teknis yang secara persuasif menuntut ditaati oleh seorang muslim.

Baca Juga: Honda PCX 150 Jadi Motor Skutik Terlaris Di IMOS 2018

"Fiqih Lalu Lintas ini bertujuan untuk melindungi dan memperbaiki kualitas kehidupan muslim saat menggunakan jalan raya dengan merujuk pada peraturan yang berlaku dari nilai-nilai sakral dalam ajaran Islam yang bersumber pada Alquran, Hadis, dan maslahah mursalah," terangnya.

Dia menambahkan, maslahah mursalah ini adalah prinsip kebaikan yang diserahkan kepada manusia mau mengambil atau tidak mengambilnya. Misalnya memiliki SIM, memakai helm, mematuhi rambu lalu lintas. "Ini ijtihad kami dalam memberikan legitimasi teologis untuk membangun kesadaran bersama dalam berkendara di negeri ini," tutup Muhib.