POPULAR STORIES

Jakarta Sudah Tak Seharusnya Pakai Premium Untuk Kendaraan Bermotor

Jakarta Sudah Tak Seharusnya Pakai Premium untuk Kendaraan Bermotor SPBU Pertamian mulai menangalkan Premium

KabarOto.com - Polusi di Jakarta sudah semakin meningkat. Hal itu dikarenakan Bahan Bakar Minyak yang digunakan pengemudi di DKI kadar oktannya tidak membuat emisi menjadi rendah. Solar dan juga bahan bakar dengan kadar oktan (RON) 88.

Pemerintah pun akan menghapus bahan bakar dengan oktan rendah seperti Premium dan Pertalite, kemudian beralih ke Pertamax (oktan 92). Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menilai, kendaraan di Jakarta seharusnya tidak lagi menggunakan BBM jenis premium untuk mengurangi polusi udara.

Baca juga: Kemenperin Dukung BBM Dengan Bioaditif Minyak Atsiri Untuk Tekan Impor

"Kalau sekarang ada wacana hapus Premium, Jakarta memang harusnya sudah tidak menyediakannya," jelas Ketua YLKI Tulus Abadi, saat diskusi publik tentang layanan transportasi. Dia mengatakan, harusnya gunakan Pertamax atau Pertamax Turbo yang emisinya lebih rendah.

Tulus menambahkan, tingkat polusi udara dapat diperparah dengan penggunaan BBM murah seperti premium, karena kadar emisi gas buang lebih tinggi. Namun, dia menyarankan, untuk mengurangi polusi udara, solusi yang relevan adalah beralih dari menggunakan transportasi pribadi ke angkutan publik.

Premium akan dihapuskan (Foto: KabarOto.com)

Dia pun mendorong agar badan usaha bidang transportasi di Jakarta seperti TransJakarta, melakukan inovasi layanan kepada konsumen baik pra perjalanan, selama perjalanan sampai sesudah perjalanan.

"Apalagi sekarang semua didorong integrasi tarif, moda, MRT, LRT jadi positif untuk menata transportasi dan konsumen harus dimanjakan berbagai pelayanan," jelas dia, Rabu (29/12/2021).

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih menyatakan, pemerintah mendorong penggunaan bensin RON 90 untuk bahan bakar ramah lingkungan, Indonesia kini akan memasuki masa transisi energi.

"Kita memasuki masa transisi, premium RON 88 akan digantikan dengan pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," jelas Soerjaningsih.

Premium RON 88 menurut dia sekarang ini hanya dipakai oleh tujuh negara, volumenya juga sangat kecil, masyarakat pun mulai sadar untuk menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik.

Pemerintah pun saat ini sedang menyusun road map bahan bakar minyak ramah lingkungan, rencananya Pertalite juga akan diganti dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik.

"Dengan roadmap ini, ada tata waktu nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," terangnya dalam keterangan resmi.

Baca juga: Pekerja Pertamina Batal Mogok Kerja, Suplai BBM Dipastikan Aman

Saat ini, pemrintah juga sedang berusaha meredam gejolak yang muncul di masyarakat terkait proses shifting Pertalite ke Pertamax. Karena, penggantian dari Premium ke Pertalite perkiraan bisa menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen. Sementara, perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebanyak 27 persen.