POPULAR STORIES

Mengenal Serba-serbi Bohlam Lampu Pada Sepeda Motor

Mengenal Serba-serbi Bohlam Lampu pada Sepeda Motor

KabarOto.com - Kelistrikan terutama pada bagian lampu-lampu merupakan bagian penting pada sepeda motor.

Berkendara tanpa komponen tersebut merupakan suatu pelanggaran lalu-lintas, karena bisa jadi salah satu penyebab potensi bahaya.

Lampu-lampu pada sepeda motor memiliki beragam jenis dan fungsi yang berbeda. Saat ini sepeda motor yang beredar di Indonesia kebanyakan terdiri dari 2 jenis, diantaranya;

Light Emitting Diodes (LED)

Lampu jenis ini kebanyakan memiliki pancaran sinar warna putih terang, kelebihannya memiliki daya yang lebih kecil, intensitas cahaya lebih terang dan lebih tahan lama, sehingga kebanyakan produk terbaru menggunakan lampu jenis ini di semua variannya.

Lampu Bohlam Biasa

Walaupun hampir semua produk terbaru sudah pakai teknologi LED, tapi saat ini masih ada produk Honda yang menggunakan bola lampu bohlam biasa. Lampu jenis ini biasanya memancarkan sinar berwarna kuning.

Lampu Utama

Untuk headlamp atau lampu utama biasa menggunakan lampu jenis halogen yang terbuat dari filamen tungsten yang dibungkus dengan kaca kuarsa tipis yang tahan panas.

Di dalamnya terdapat campuran gas seperti campuran halogen. Lalu ketika dialiri listrik, filamen akan memanas dan membara memancarkan cahaya. Cahaya dari bola lampu ini kemudian akan dipantulkan melalui reflektor.

Tipe bebek dan matic, biasanya menggunakan bohlam dengan soket M4. Sementara untuk motor tipe sport menggunakan bohlam dengan soket HS1.

Baca Juga: HPCI Jawa Barat Dan Banten Gelar Rakor Siapkan Acara Jamnas Ke-12

Bohlam soket M4 dapat dikenali dari bagian pangkalnya, bohlam ini memiliki dua kaki dimana satu kaki untuk aliran arus listrik dan kaki lainnya untuk massa.

Sementara bohlam dengan soket HS1 memiliki tiga kaki, satu kaki untuk lampu dekat, satu kaki jauh dan yang satunya untuk massa.

Lampu Rem

Lampu rem berfungsi untuk berkomunikasi dengan kendaraan di belakang ketika sepeda motor yang kita kemudikan melakukan pengereman.

Nyala lampu rem tipe bohlam sebenarnya kuning, tapi dengan mika atau kacanya yang berwarna merah maka pancaran sinar yang dihasilkan adalah warna merah.

Baca Juga: Cara Yamaha Indonesia Cetak Teknisi Berprestasi

Bohlam lampu rem juga memiliki fungsi lain, bukan hanya sebagai lampu pengereman juga digunakan sebagai lampu senja dan di sebagian produk berfungsi sekaligus menjadi lampu penerang pelat nomor.

Untuk bagian ini, bohlam lampu rem biasanya menggunakan model soket dua kaki atau tipe S25, tapi di beberapa produk ada juga yang menggunakan model socket T10.

Lampu Sein

Bohlam lampu sein biasanya menggunakan model tancap jenis T10, tapi sebagian masih ada yang menggunakan model kaki satu atau model bayonet, biasanya untuk produk sepeda motor lawas.

Lampu Pelat Nomor

Lampu bohlam model tancap juga digunakan untuk lampu penerang pelat nomor belakang biasanya untuk model sepeda motor yang memiliki posisi lampu rem terpisah.

Lampu Panel Spidometer

Saat berkendara di malam hari, lampu yang berada di panel spidometer ini sangat penting untuk melihat tampilan penunjuk kecepatan, fuel meter dan lainnya. Jadi harus pastikan lampu ini selalu berfungsi dengan baik. Model lampu yang digunakan adalah model T5 dan T10 dengan socket tancap.

Sub Department Head Technical Service PT Daya Adicipta Motora, Ade Rohman mengatakan, "Perlu diperhatikan daya bohlam ketika melakukan penggantian pada sepeda motor agar tidak menimbulkan efek negatif di kemudian hari."

Selain memperhatikan tipe bohlam yang digunakan pada sepeda motor, pengendara juga harus tahu besaran daya atau watt bohlam tersebut. Pasalnya, kesalahan penggunaan ukuran watt bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Kebanyakan pengguna sepeda motor mengganti bohlam dengan ukuran watt yang lebih besar untuk mendapatkan pencahayaan yang lebih terang. Hal itu memang membuat pencahayaan jadi lebih terang, tapi tetap saja ada efek efek negatifnya.

Kelistrikan menjadi boros yang berdampak pada aki bisa cepat tekor. Karena ukuran watt yang lebih besar akan banyak memakan daya listrik.
Efek lainnya bisa berdampak pada reflektor lampu.

Watt yang semakin besar, maka suhu panas yang dihasilkan akan semakin tinggi. Jika kondisi ini berlangsung lama, suhu panas tersebut bisa mengikis lapisan reflektor dan membuatnya meleleh.