KabarOto.com - Kerusakan pada sokbreker mobil bisa ditangani dengan mengganti sparepart dan melakukan perbaikan atau sering disebut rekondisi. Di mana, solusi kedua ini memiliki biaya perbaikan yang lebih murah.
Theodorus Denis selaku Manajer Garasi Oase menjelaskan perbaikan pada sokbreker itu tergantung pada kondisinya, kalau bocor yang pertama dilakukan adalah bongkar total, lalu seal dan olinya diganti.
"Mungkin kalau di bengkel lain sokbreker bocor akan di suntik, ini mau seribu kali di suntik akan tetap bocor. Penanganannya beda-beda, misalnya kekurangan nitrogen, kalau di sini inject nitrogen tanpa harus ngelubangin sokbreker," jelas Denis.
Baca juga: Kaki-kaki BMW X3 Tahun 2015 Muncul Bunyi-bunyi, Ini Bagian Yang Harus Diperbaiki
Menurutnya sokbreker yang tidak bisa direkondisi adalah tipe tabung, seperti yang digunakan Toyota Kijang Innova. Kalau di Garasi Oase sekitar 95 persen konsumen itu memilih rekondisi, 5 persen ganti baru.
"Setiap ada konsumen kita kasih pilihan dulu, mau perbaikan atau diganti langsung. Kalau diganti pun boleh beli sparepart sendiri atau kita yang menyediakan. Kalau rekondisi itu lebih hemat," tambah Denis.
Untuk biaya rekondisi sokbreker, mobil Jepang mulai dari Rp 750.000 hingga Rp 1,2 juta untuk yang premium. Sedangkan, untuk mobil Eropa itu mulai dari Rp 800.000 hingga Rp 1,2 juta.
Baca juga: Sokbreker Mobil Balap Toyota Hilux AXCR 2022 Dijual Umum
"Kami selalu menyarankan ke konsumen, kalau ada budget sebaiknya diganti. Tapi, kalau lagi mau berhemat, tidak ada masalah juga rekondisi. Untuk sokbreker setelah direkondisi, performanya mirip dengan yang baru, tapi tetap ada perbedaan," tutup Denis.
Setelah direkondisi, setelan sokbreker bisa disesuaikan dengan permintaan konsumen, bisa untuk nyaman pemakaian sehari-hari, stabil atau lebih keras, dan untuk balap juga bisa.
Sokbreker yang sudah direkondisi itu umurnya bisa 2 hingga 3 tahun, tergantung pemakaian. Sementara itu, untuk sokbreker baru masa pakainya bisa 3 hingga 4 tahun.
