POPULAR STORIES

Sirkuit Mandalika Tinggalkan Jejak Utang Hingga Triliunan Rupiah

Sirkuit Mandalika Tinggalkan Jejak Utang Hingga Triliunan Rupiah Lilitan utang dibalik indahnya Sirkuit Mandalika (KabarOto)

KabarOto.com - Hal kontroversial datang dari dunia otomotif, tepatnya sirkuit Mandalika, NTB yang baru saja dibanggakan oleh masyarakat Indonesia dan mancanegara akan keindahannya. Hal tersebut lantaran utang membengkak yang harus dipikul oleh pihak terkait.

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney membahas soal utang sebesar Rp 4,6 triliun akibat pembangunan Sirkuit Mandalika, utang tersebut dikonfirmasi Direktur Utama InJourney, Donny Oskaria, dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR RI (14/06).

Donny mengatakan, nominal utang terbagi atas dua termin pembayaran yakni short term atau utang jangka pendek senilai Rp 1,2 triliun dan long term atau utang jangka panjang sebesar Rp 3,4 triliun.

Utang jangka pendek berasal dari pembangunan Grandstand, VIP Village, hingga kebutuhan modal kerja, sekaligus penyelenggaraan MotoGP Mandalika. Donny mengaku pinjaman jangka pendek ini tidak bisa dibayarkan.

Baca Juga: Galeri Keseruan Nonton Langsung WSBK Mandalika 2022

Ia juga mengatakan kerugian terbesar Sirkuit Mandalika berasal dari penyelenggaraan World Superbike atau WSBK. Menurut penuturannya, ajang ini tidak menarik bagi investor untuk masuk menjadi sponsor.

"WSBK ini menunjukkan kerugian, sehingga apa yang kami lakukan adalah kami akan bernegosiasi untuk menghilangkan WSBK ini," ujarnya dalam rapat kerja Komisi VI DPR RI.

Menurutnya, jika nantinya penyelenggaraan WSBK dihilangkan, maka bisa membantu menurunkan beban perusahaan. Sehingga, kerugian yang ditimbulkan tidak makin besar tiap tahunnya dibandingkan bila event tersebut dipertahankan.

Baca Juga: Kawasaki Motor Indonesia Bersemangat Dukung Timnya Di WSBK Mandalika

"Nanti WSBK ini akan turun, akan kita hilangkan, sehingga tidak muncul biaya di dalam penyelenggaraan WSBK yang itu sebetulnya event-nya tidak menarik secara sponsorship," jelasnya.

Untuk membayar kewajiban perusahaan, Lanjut Donny, pihaknya mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,05 triliun. Dana segar ini nantinya diterima oleh anak usaha InJourney, yakni PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Menurutnya, diketahui utang jangka panjang dipandang bisa dilunasi. sumber dana yang diperoleh BUMN Aviasi dan Pariwisata ini berasal dari sejumlah efisiensi bisnis.