Alami Penurunan, Penjualan Sepeda Motor Hingga Agustus 2025 Tembus 4,2 Juta Unit
KabarOto.com - Penjualan sepeda motor domestik pada Agustus 2025 mencatat angka solid sebesar 578.041 unit, menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). Angka tersebut mengalami pertumbuhan tipis 0,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski secara tahunan (YoY) menunjukkan kenaikan, penjualan sepanjang Agustus 2025 mengalami penurunan sebesar 1,5% dari bulan Juli 2025 yang mencapai 587.048 unit. Penurunan bulanan ini menunjukkan adanya fluktuasi normal dalam dinamika pasar sepeda motor Tanah Air.
Baca Juga : AISI Yakin Target Penjualan Sepeda Motor di Tahun 2025 Bakal Terpenuhi
Secara kumulatif, total penjualan sepeda motor dari Januari hingga Agustus 2025 sudah mencapai 4.269.718 unit. Angka ini sedikit lebih rendah 1,7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024. Meskipun demikian, AISI masih optimis target penjualan tahunan 2025 sebesar 6,4 hingga 6,7 juta unit akan tercapai.
Dominasi pasar tetap dipegang oleh segmen skutik (skuter matik) yang berkontribusi lebih dari 92% dari total penjualan. Hal ini mempertegas preferensi konsumen Indonesia terhadap sepeda motor yang praktis dan efisien untuk penggunaan sehari-hari.
Sementara itu, untuk penjualan ke luar negeri, ekspor sepeda motor dalam bentuk CBU (Completely Built Up) pada Agustus 2025 tercatat sebanyak 47.446 unit. Sedangkan untuk ekspor dalam bentuk CKD (Completely Knocked Down) berhasil mencapai 670.368 komponen.
Baca Juga : IMOS 2025 Kembali Digelar, AISI Berharap Dongkrak Penjualan Sepeda Motor Indonesia
Sebelumnya, Ketua Umum AISI, Johannes Loman mengatakan bahwa capaian penjualan hingga Agustus 2025 masih dalam trek yang sama seperti tahun lalu, sehingga pihaknya meyakini target penjualan sepeda motor di tahun 2025 berada di angka 6,4 hingga Rp 6,7 juta unit.
"Target AISI masih sama dengan yang ditetapkan di akhir tahun lalu, yakni 6,4 hingga 6,7 juta unit. Pada year to date Agustus, angkanya terkoneksi 1,7 persen dibanding tahun lalu, tapi kami yakin semester kedua biasanya lebih tinggi dari semester pertama," jelas Loman.
Baca Original Artikel