Durasi Bekerja yang Terlalu Lama, Anak Muda Enggan Jadi Sopir Truk

Nagata Rabu, 04 Juni 2025

KabarOto.com - Pekerjaan menjadi sopir truk di Tanah Air belum begitu diminati oleh masyarakat terutama anak-anak muda karena mengingat waktu kerja yang terlalu lama di jalan serta jam kerja yang tidak menentu.

Ketua umum Perkumpulan Keamanan dan Keselamatan Indonesia (Kamselindo), Kyatmaja Lookman mengatakan bahwa di Indonesia saat ini masih kekurangan sopir truk untuk melakukan pekerjaan mengantarkan logistik.

“Kalau jadi sopir truk itu pertama perjalanan panjang jadi meninggalkan keluarga yang lama, kemudian proses pembuatan sim B2 umum yang harus bertahap mencapai 4 tahun, maka dari itu generasi anak muda sekarang tidak minat kesana,” kata Lookman ditemui beberapa waktu lalu.

Baca juga: Perawatan dan Mencuci Jadi Bagian Penting Panjang Umur Bodi Bus

Truk wing box. Foto: PMT Karoseri

Menurut Lookman, generasi anak muda saat ini lebih memilih menjadi pengemudi taksi online ketimbang sopir truk karena bisa diatur jam kerjanya serta tidak meninggalkan rumah dan keluarga dalam jangka waktu yang lama.

“Sopir truk itu kalau lagi bongkar muat harus menununggu lama, kemudian waktu bongkar muat juga tidak jelas, itu yang mengurangi minat menjadi pengemudi, tapi itu nggak hanya di negara kita kalau kita bicara kekurangan pengemudi truk,” ujarnya.

Selain di Indonesia, kata Lookman, kekurangan sopir truk terjadi di negara Jepang dan juga di Eropa, ini berdasarkan dengan apa yang ia alami beberapa waktu lalu ketika ada permintaan sopir truk yang bisa bekerja di negara tersebut.

Baca juga: Bisa Selamatkan Nyawa, Ini Alasan Setiap Truk Wajib Punya Stiker Reflektor

“Ada asosiasi dari Jepang dan Eropa yang beberapa waktu lalu menghubungi saya, mereka melakukan permintaan dari Jerman dan tanya apakah ada pengemudi yang bisa dikirimkan ke sana, itu gajinya juga sangat tinggi loh Rp 50 juta per bulan, kalau di Eropa ya kalau di Jepang Rp 25 juta per bulan,” ungkapnya.

Saat mendengar permintaan tersebut, lanjut Lookman, ia berfikir bahwa di Indonesia saja kekurangan sopir truk, maka dari itu ia berharap campur tangan pemerintah untuk mengakselerasi program pengemudi, supaya jadi pengemudi dan bisa mengisi kekosongan pekerjaan tersebut.

Bagikan

Baca Original Artikel