Honda CR-V Hybrid Kena Recall, Bagaimana Nasib Unit di Indonesia?
KabarOto.om - Honda CR-V Hybrid yang dipasarkan di Amerika Serikat kena recall, karena mengalami masalah pada sistem baterai Lithium-Ion. Lalu, bagaimana nasib yang dipasarkan di Indonesia?
PT Honda Prospect Motor (HPM) mengonfirmasi kabar tersebut, dan belum mendapatkan laporan terkait recall yang terjadi di Amerika Serikat.
"Di Indonesia kamu belum dapat kabar, nanti kalau sudah ada pasti dikabarkan, karena itu sangat penting," ucap Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM saat ditemyui di Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2024).
Baca Juga: Menanti Kehadiran Honda Step WGN di Indonesia, HPM Sudah Lakukan Survei Konsumen

Tunggu Informasi Honda Global
Menurutnya, HPM hingga saat ini masih menunggu informasi dari Honda Global. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan kosumen.
Koordinasi dengan berbagai pihak pun dilakukan untuk kepastian recall yang dilakukan pada Honda CR-V Hybrid.
"Kami belum belum mendapatkan informasi untuk pasar Indonesia, karena unit kita datangkan dari Thailand," jelas Billy.
Baca Juga: Honda Culture Indonesia Diramaikan 28 Komunitas Mobil Lintas Generasi
Penyebab Recall
Sebagai informasi, menurut pemberitahuan dari National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), penarikan terhadap Honda CR-V hybrid disebabkan oleh cacat dalam proses produksi baterai, yang dipasok oleh Panasonic.
Masalah utama terletak pada terminal negatif di dalam paket baterai, diproduksi dengan lapisan tembaga terlalu tipis.
Dampak Kerusakan
Cacat ini dapat menyebabkan keretakan pada tembaga, sehingga mengekspos aluminium di bawahnya. Ketika aluminium bereaksi dengan elektrolit baterai, dapat terbentuk paduan berpotensi merusak sel baterai.
Baca Juga: Honda CR-V Hybrid Direcall, Berpotensi Kebakaran pada Baterai
Dalam skenario terburuk, hal ini dapat menyebabkan kegagalan terminal atau busbar di dalam baterai. Jika kegagalan tersebut terjadi, pemilik CR-V Hybrid yang terdampak bisa terjebak tanpa bisa mengendarai mobilnya.
Lebih parah lagi, jika kerusakan terjadi saat baterai dalam kondisi aktif, bisa terjadi percikan api yang meningkatkan risiko kebakaran, kecelakaan, atau cedera.
Baca Original Artikel