Ini Cara Rider Motor Klasik Hilangkan Stigma Mantan Pecandu Narkoba

Kipli Senin, 02 Juli 2018

KabarOto.com - Dalam rangka Hari Anti-Narkoba Internasional 2018, (26/6/2018) lalu, pemilik motor tua punya cara unik untuk memperingatinya. Bertekad untuk menghilangkan stigma mantan pencandu narkoba, delapan pemilik motor tua ini touring dari Bandung menuju 0 Km di Sabang, Aceh.

Touring ini digagas mantan pencandu narkoba, MR (35). Selama 15 tahun menjadi pencandu, pria yang memiliki kemampuan dalam hal mekanisasi motor ini, bertekad untuk berhenti, dan akhirnya pulih.

Kesungguhan MR untuk pulih, menarik simpati seorang pemilik pabrik mesin di Bandung, Ireng Prayoga, dan seorang aktivis HIV/AIDS Dan Narkoba, Rosan. Keduanya ingin kesembuhan MR menjadi semangat teman-teman pecandu lain untuk sembuh, dan mencetuskan touring bertajuk "Back To Zero: Lets Ride, Stop Drugs Abuse" dengan melakukan touring tersebut.

"Kenapa harus pakai motor tua? Filosofinya, motor tua, jelek, rarawuan pun bisa mencapai tujuannya jika kuat menjalaninya, begitu pula manusia. Meskipun dia bekas pecandu, preman, sampah masyarakat sekalipun, dia bisa berguna dan bermanfaat jika memang ia menjalani prosesnya dengan baik," ungkap Kartono, pimpinan Yayasan Grapiks.

Baca Juga: Tangerang Nite Ride Vol.5, Ajang Riding Bikers Tangerang

Titik 0 KM, Sabang, menjadi tujuan karena seperti yang tadi dikatakan, setiap orang pasti akan menemukan waktu di mana ia ingin kembali ke titik 0. Selain mengkampanyekan stop penyalahgunaan narkoba, touring ini juga menyuarakan stop stigma dan diskriminasi terhadap pencandu.

"Karena mereka adalah korban, maka jika telanjur menggunakan, mereka harus dirangkul dan diarahkan," dia menambahkan.

Keberangkatan tim dilakukan sejak 18 Juni lalu, dan dikawal Kabid Pemuda Dispora Kota Bandung, Sony Teguh Prasetya. Sepanjang perjalanan, tim melakukan sosialiasi dan diskusi dengan remaja di kota-kota yang mereka lewati, dan bertemu beberapa klub motor seperti FSI, CBCL, Sriwijaya Honda Owner Team (SHOT), dan lainnya.

Perjalanan menuju 0 KM ini sudah pasti sangat melelahkan, penuh godaan, jarak yang panjang, ketakutan melewati hutan yang terkenal dengan bajing lompat, dan adanya beberapa konflik yang ujungnya bisa diselesaikan.

Menurut mereka, seperti halnya perjalanan menuju 0 KM, perjalanan menuju titik 0 dalam diri manuasia juga sama. Harus melewati rintangan, ujian, ketakutan, konflik dengan diri dan orang lain, godaan untuk kembali menggunakan narkoba, dan sebagainya.

Bagikan

Baca Original Artikel