Ini Jadinya Kalau Mini Rover Dijejali Mesin Turbo
KabarOto.com - Sekilas, tampang mobil yang imut dan menggemaskan ini tampak menipu. Ya, karena apa yang berada di balik kap mesin tak bisa dianggap remeh.
Jika ada satu dari sekian banyak nama yang dapat mematahkan semangat APM untuk memproduksi mobil masal terbaru dengan fitur modern, mungkin salah satunya adalah Wahyu ‘Cimoh’. Alasan ia memilih sebuah Mini Rover kelahiran 1995 ini pun cukup simpel, yakni karena ingin city car yang praktis tapi tidak tertarik dengan mobil modern.
Kesetiaan pria yang akrab dengan panggilan Cimoh ini terhadap mobil klasik sangat tercermin dari beberapa koleksinya. Namun selain restorasi dari segi estetika, rupanya ia juga menitikberatkan fungsionalitas dari segi performanya, “Gue selalu pengen punya kendaraan klasik nggak hanya rapih, tapi juga kenceng dan nggak kalah sama mobil keluaran baru,” pungkasnya.
Hasilnya, Mini Rover kelahiran 1995 pun jadi tumbal eksperimen nya. Dengan cermat, Cimoh menumpahkan semua ide modifikasi pada mobil ini.
Dari seluruh pengerjaan, beberapa hal yang dibutuhkan konsentrasi tingkat tinggi adalah bagian penyesuaian sasis terhadap as roda sekaligus arm depan mobil. Tidak hanya itu, bagian bulkhead juga harus mengalami operasi dan dibuat sistem bolt on agar mudah dalam pengaturan posisi mesin.
Baca Juga: Ini BMW M4 Pertama Di Indonesia Pakai Body Kit Varis
Ketika Kabaroto membuka kap mesinnya, pemandangan yang terlihat adalah sebuah mesin 4E-FTE yang diadopsi dari Toyota Starlet GT Turbo EP82 menyesaki kompartemen mesin Rover yang kecil itu.
“Banyak sekali parts yang harus disesuaikan dengan ruang mesin Rover ini. Seperti pulley yang mentok dengan bagian samping sasis dan akhirnya harus substitusi punya Starlet kotak EP71,” terangnya.
Tidak hanya itu, pria pengoleksi Datsun lawas ini juga memasang pengatur sirkulasi air radiator, dimana fungsinya untuk mengatur debit atau volume air yang didistribusikan ke jalur coolant jacket.
Untuk urusan force induction, Turbocharger CT9 bawaan mesin 4E-FTE dipensiunkan dan diganti dengan Garrett dengan diameter inducer & exducer yang sama. Cimoh mengklaim bahwa low to mid rpm power lebih terisi tanpa menimbulkan gejala turbo lag, “jauh lebih enak, estimasi dari brosurnya sih increase sekitar 20+ dk, jadi bisa diasumsikan total tenaga sekitar 150 dk walau belum pernah dyno test. Ya meski resikonya dengan power to weight ratio yang besar, pintar-pintar ‘sekolahin’ kaki biar gak overspin pas masuk boost,” terang anggota Datsun Jakarta tersebut. Kecil-kecil, cabe rawit !
Spesifikasi:
Mesin:
4E-FTE
Garrett by Honeywell Turbocharger
Custom aluminium radiator flow tank
Toyota Starlet EP81 waterpump
Custom a/c condenser
HKS turbo timer
Stainless steel turbocharger piping
Custom 2” exhaust manifold + downpipe + piping
Honda Civic SR3 radiator
Kaki-kaki:
Custom work reinforcement chassis
Compomotive Australia wheels 13” x 6
Toyota Starlet EP81 + Datsun 120 Y engine mount
Toyota Starlet GT EP82 disk brake + booster
Custom work Toyota Starlet swing arm
Peugeot 405 STI upper ball joint + Toyota Starlet GT EP82 bottom ball joint
Eksterior:
Webasto Hollandia 400 Ragtop