Kencan Singkat Bersama Wuling Cloud EV, Nyaman untuk Perkotaan dengan Deretan Fitur Canggih
KabarOto.com - Wuling Cloud EV jadi lini kendaraan listrik ketiga yang dipasarkan di Indonesia oleh pabrikan mobil Tiongkok. Tim Kabaroto mendapatkan kesempatan mencobanya secara langsung, bagaimana impresinya?
Test driver dilakukan di jalan raya sekitaran Hotel DoubleTree By Hilton Jakarta Kemayoran dengan durasi sekitar 20 menit. Jalur yang dilewati layaknya perkotaan dengan kondisi lalu lintas tidak terlalu padat.

Kesan pertama yang menarik perhatian kami adalah soal dimensinya. Secara ukuran, Wuling Cloud EV memiliki dimensi Panjang 4.295 mm, lebar 1.850 mm, dan tinggi 1.653 mm. Dimensi ini menjadikannya lebih besar dibandingkan mobil listrik lainnya seperti Wuling Air ev dan BinguoEV.
Ukuran tersebut membuat mobil listrik yang desainnya terinspirasi dari bentuk awan ini memiliki ruang kabin yang lega. Pasalnya, kapasitas penumpang mampu menampung hingga lima orang.
Baca Juga: Wuling Motors Tertarik Bawa MPV Listrik Ke Indonesia?

Wuling Cloud EV punya Area Kabin Luas
Masuk ke area kabin, test driver Kabaroto yang memiliki tinggi 170 dan bobot 67 kg, merasakan ruang yang lega, baik ruang kaki dan kepala mendapatkan kenyamanan yang baik.
Saat duduk di posisi pengemudi, terasa nyaman karena bentuk jok yang menyerupai sofa sangat mengakomodasi seluruh tubuh pengemudinya. Apalagi pengaturan maju, mundur dan tinggi bisa diatur secara elektrik dan mudah dioperasikan.

Melalui Sofa Mode, fungsi ini dapat dioperasikan dengan cara merebahkan bangku baris pertama dengan maksimal. Kemudian merebahkan bangku belakang hingga 135° sehingga keseluruhan kursi layaknya sofa panjang. Selain itu, kapasitas bagasi Wuling Cloud EV bisa mencapai 1.707 liter dengan melipat kedua bangku baris belakang.
Wuling Cloud EV Memiliki Tuas Transmisi Unik
Ada yang unik, kendaraan listrik ini memiliki tuas transmisi yang berbeda, di mana berada di sebelah kiri setir dan tuas dioperasikan ke atas untuk mengganti gigi ke R dan ke bawah untuk gigi D. Pengguna bisa menekan tombol di ujung tuas untuk mengaktifkan gigi P.
Baca Juga: Wuling Motors Catatkan 252 SPK di PEVS 2024, Cloud EV Mendominasi

Kemudian, melalui layar 15.6” intelligent head unit di tengah dasbor, dapat mengakses informasi dan mengontrol berbagai fungsi kendaraan. Terdiri dari pengaturan lampu, ADAS, jendela dan pintu sampai pengaturan fungsi berkendara. Menariknya, pengaturan fungsi juga dapat dilakukan dengan fitur perintah suara melalui Wuling Indonesian Command (WIND).
Mode Berkendara
Pengalaman berkendara semakin aman dan nyaman berkat sistem Advanced Driver Assistance System (ADAS), yang bisa dicoba saat berkendara bersama Cloud EV melintasi area free drive yang mengitari ruas Jl. Griya Utama dan Jl. Benyamin Sueb, Kemayoran.
Saat melaju di jalan umum, kami mencoba mode berkendara, yakni ECO+, ECO, Sport, dan Normal. Respon cukup terasa saat perpindahan mode, tapi sayang karena keterbatasan, kami tidak mampu melakukan akselerasi lebih jauh.
Kami juga berkesempatan mencoba berhenti di tanjakan dengan aman berkat dukungan fitur Auto Vehicle Holding serta Hill Hold Control yang dimiliki Cloud EV. Selain itu, memarkirkan kendaraan dengan bantuan All Around 360 camera yang menawarkan kemampuan memberikan visibilitas mobil dalam tampilan 360 derajat.

Kesimpulan
Meskipun singkat, Wuling Cloud EV menawarkan torsi yang bertenaga. Saat dibawa bermanuver di jalan yang cukup padat juga cukup lincah, apalagi setirnya terasa ringan.
Rasanya, ingin mengemudi lebih jauh lagi. Tapi, untuk penggunaan di dalam kota, mobil listrik ini dirasa bisa mengakomodasi kebutuhan pemiliknya.
Sedikit soal suspensi, bagian depan sedikit terasa kaku, tapi tidak sampai mengganggu kenyamanan berkendara maupun penumpang belakang. Dengan suspensi ini, sangat membantu dalam kecepatan tinggi, sebab kendaraan akan terasa lebih stabil.
Sedikit catatan dari kami, pengemudi harus berhati-hati untuk bagian depan saat mengemudi. Sebab, Wuling Cloud EV memiliki bentuk bumper yang bertumpuk.
Bagian depan yang berada paling bawah, posisinya lebih ke depan dibandingkan posisi kap motor listriknya. Jadi pengemudi harus bisa memperkirakan jarak aman dengan posisi mobil di depan.
Baca Original Artikel