Pahami Cara Minimalisir Risiko Kecelakaan Ketika Berkendara Sepeda Motor

Kipli Jumat, 24 Mei 2024

KabarOto.com - Kecelakaan sepeda motor yang diakibatkan oleh human error masih menjadi penyebab utama tingginya kecelakaan di Indonesia. Menurut Pew Research Center, fakta tersebut menjadi masuk akal sebab 85% rumah tangga di Indonesia memiliki sepeda motor dan rutin menggunakannya dalam aktivitas harian.

Namun, sangat disayangkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mempraktikkan teknik berkendara dengan benar terutama saat dihadapkan dengan situasi berbahaya. Penting juga untuk menguasai teknik pengereman yang benar karena juga menjadi aspek kunci agar terhindar dari resiko kecelakaan.

Temuan dari Korps Lalu Lintas Kepolisian (Korlantas) menunjukkan bahwa sebanyak 76% kasus kecelakaan di Indonesia melibatkan sepeda motor. Penyebab tertinggi kecelakaan tersebut adalah karena kegagalan menjaga jarak aman dan kecerobohan saat berkendara, termasuk mengabaikan etika dan peraturan berkendara.

Baca Juga: Dampak Kerugian Kecelakaan Sepeda Motor yang Mungkin Tidak Disadari Sobat

"Saat berkendara, berjaga-jaga dan atur etika postur berkendara yang benar yaitu posisi duduk yang tegak dan rileks, serta kedua tangan memegang kendali pada stang kemudi dengan siku sedikit dibengkokkan agar memiliki kontrol lebih saat mengendalikan motor. Saat dihadapkan dengan situasi tidak terduga dan memerlukan pengereman, jaga arah roda motor tetap berada pada keadaan lurus agar keseimbangan tetap terjaga dan memastikan traksi maksimal pada ban motor saat melakukan pengereman," ujar Hariadi selaku Asst. to Service Dept. Head PT SIS.

Ia bilang, saat berhadapan dengan situasi darurat, ingat bahwa pengereman harus dilakukan secara bertahap. "Misalnya, menarik tuas rem depan disusul dengan tuas rem belakang dengan bertahap dan interval yang konstan agar kecepatan motor menurun secara bertahap tanpa mengunci roda atau menghindari kampas rem menjadi panas," lanjut Hariadi.

Menjaga jarak antar kendaraan sangat krusial untuk memberi waktu pengambilan keputusan pengereman yang baik. "Pada umumnya jarak pandang mata normal seseorang sejauh 30 m. Jarak ini merupakan situasi ideal untuk dapat membaca, memprediksi, dan mengambil keputusan saat berkendara. Dalam kondisi jalan normal, seseorang dapat meresponi kondisi mulai dari menangkap sinyal hingga melakukan pengereman misalnya terhadap lampu merah dan anjuran lalu lintas dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan kondisi tidak terduga," bebernya.

Ia bilang, menurut penelitian On The Road To Safety (OSC), seringkali saat dihadapkan pada kondisi mengejutkan seperti ada penyeberang dadakan atau kendaraan yang memotong arah, pengemudi butuh waktu lebih lama, pengendara biasanya akan mencerna sinyal bahaya dalam waktu 1,5 detik dan memutuskan untuk melakukan pengereman pada detik berikutnya. Faktor lainnya seperti kondisi jalan kering atau basah, bobot kendaraan, hingga tingkat visibilitas semuanya akan menjadi faktor pertimbangan sebelum mengambil keputusan di jalan.

Menurut TMC Polda Metro Jaya, semakin rendah kecepatan berkendara maka semakin kecil pula jarak yang harus diterapkan, begitu pula sebaliknya. Misalnya untuk kecepatan 30 kpj maka jarak aman adalah 30 meter, sedangkan untuk kecepatan 80 kpj maka jarak aman adalah 80 meter.

Kegagalan respons terhadap bahaya sehingga mengakibatkan kecelakaan biasanya disebabkan oleh kondisi pengendara yang kelelahan. Untuk menghindari kelelahan sebelum dan saat perjalanan, sebaiknya pengemudi melindungi diri dari cuaca dengan menggunakan pakaian yang melindungi diri dari paparan angin dan matahari langsung.

Baca Juga: Begini Prosedur Pengecekan yang Benar Setelah Terjadi Kecelakaan Sepeda Motor

Pengereman jadi sistem yang vital bagi bikers

Hindari pula berkendara pada larut malam atau di luar jam beraktivitas, dan tidak sedang mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping pada tubuh. Apabila pengendara merasa kurang bugar atau mengantuk, disarankan untuk beristirahat sejenak dan tidak melanjutkan perjalanan hingga kondisi badan kembali pulih dan segar.

Motor yang digunakan dalam aktivitas harian perlu perhatian berkala khususnya pada alat kendali, pengereman dan ban. Di awal berkendara lakukan tes pengereman depan dan belakang untuk memastikan tiap rem dapat menghentikan motor dengan baik saat melaju.

Selain itu setiap minggunya pemeriksaan tekanan dan tapak ban juga baik untuk dilakukan sehingga dapat mengantisipasi risiko yang bisa timbul akibat ban yang telah berdegradasi kualitas.

Pemilik motor juga dianjurkan untuk melakukan service berkala motornya ke bengkel resmi yang dapat menjamin kualitas alat, teknisi, dan orisinalitas parts yang digunakan.

Bagikan

Baca Original Artikel