Sejarah Toyota Stralet, yang Populer di Era 80-an
KabarOto.com - Toyota Starlet pertama kali merambah pasar otomotif Indonesia pada tahun 1985. Desainnya yang khas, membuat mobil hatchback ini mendapatkan julukan Starlet Kotak atau disingkat Starko.
Pada era 1980-an, mobil hatchback memang sedang populer, banyak pabrikan meluncurkan mobil jenis ini untuk bersaing di pasar otomotif Indonesia.
Baca Juga: Review Mobil Bekas: Toyota Starlet Si Hatchback Legendaris di Indonesia
Toyota, sebagai salah satu produsen mobil terkemuka asal Jepang, dikenal menghasilkan mobil-mobil yang banyak diterima oleh pencinta roda empat
Publica Starlet 40-Series (1973-1977)

Publica Starlet 40-Series. (Foto: Toyota)
Toyota Starlet pertama kali diperkenalkan pada 1973 di Jepang. Generasi pertamanya merupakan penerus dari model Publica, sehingga dinamakan Toyota Publica Starlet P40. Awalnya, Publica Starlet berbentuk coupe 2 pintu, sebelum versi sedan 4 pintu dirilis beberapa bulan kemudian.
Model Publica Starlet hampir mirip dengan Toyota Corolla, namun lebih kecil, dan dibekali dua versi mesin: mesin 2K kapasitas 1.000 cc, dan mesin 3K kapasitas 1.200 cc. Publica Starlet hadir dalam beberapa varian: Standard, Deluxe, Hi-Deluxe, ST, dan SR.
Starlet 60-Series (1978-1984)

Starlet 60-Series. (Foto: Toyota)
Generasi kedua dari Toyota Starlet dirilis pada akhir tahun 70-an. Bentuknya diubah menjadi model hatchback dan station wagon. Mesin yang digunakan pada Starlet ini ada tiga varian, yaitu 1.000 cc, 1.200 cc, dan 1.300 cc. Varian trim level-nya mencakup Standard, DX, XL, XL Lisse, S, dan SE.
Pada masanya, Starlet 60-Series mengalami dua kali facelift. pertama 1980 mengubah lampu depan dari bulat menjadi kotak. Kedua 1983melibatkan perubahan pada lampu depan kotak, gril baru, serta lampu belakang baru dengan pintu bagasi yang terbuka lebih rendah.
Starlet 70-Series (1985-1989)

Starlet 70-Series
Toyota Starlet generasi ketiga meluncur pada 1985. Di tahun yang sama, Toyota membawa Starlet ke pasar Indonesia. Tidak hanya sekedar membawa dan memasarkannya, Indonesia diberi kesempatan oleh Toyota untuk memproduksi model EP70 bermesin 1.000 cc secara lokal. Ini menjadikannya sebagai Starlet pertama yang dirakit di luar Jepang. Setahun kemudian, dirakit juga model EP71 1.300 cc.
Di Indonesia, Starlet generasi ketiga dikenal dengan sebutan "Starko" karena bentuknya mengotak. Starlet 70-Series ini juga mengganti sistem penggeraknya menjadi roda depan (FWD), generasi sebelumnya menggunakan penggerak roda belakang (RWD).
Terdapat dua jenis mesin yang disematkan pada seri ini: 1.000 cc tipe 1E 12 valve, dan 1.300 cc 2E. Di Jepang, varian dari Starlet 70-Series sangat banyak, yakni Standard, DX, Soleil, XL, XL Lisse, S, SE, Si, Si Limited, Si Canvas Top, Ri, Turbo R, dan Turbo S.
Sementara untuk pasar ekspor tersedia Starlet model Standard dan XL bermesin 1.000 cc, serta varian 1.3 DX, 1.3 XL, 1.3 S, 1.3 SE bermesin 1.300 cc, serta versi Standard bermesin diesel 1.500 cc.
Starlet 80-Series (1990-1998)

Sama halnya dengan Starko, Starlet generasi ini memiliki sebutan sendiri di pasar Indonesia, yaitu “Starlet Kapsul” atau “Starlet Bakpau”. Nama tersebut diberikan karena bentuknya yang lebih membulat daripada generasi sebelumnya. Pada eranya, mobil ini sangat populer dan diincar oleh kalangan anak muda.
Starlet 80-Series dipasarkan di Indonesia dalam beberapa varian, yaitu 1.0 XL, 1.3 SE, dan 1.3 SE Limited yang kemudian berubah menjadi 1.3 SE-G pada 1992.
Di Jepang, mobil ini hadir dalam tiga tipe mesin baru: 16 valve 4E-F (karburator), 4E-FE (injeksi), dan 4E-FTE (injeksi dengan turbo). Sementara di pasar luar Jepang, termasuk Indonesia, masih menggunakan mesin 1E, 2E, dan 2E-E.

Starlet 80-Series merupakan generasi terakhir dari Toyota Starlet sebelum produksinya diberhentikan pada 1998, yang kemudian digantikan oleh Toyota Yaris. Meskipun produksinya telah berakhir, Toyota Starlet tetap menjadi salah satu ikon mobil hatchback di Indonesia, meninggalkan jejak yang kuat dalam sejarah otomotif tanah air.
Starlet SE tahun 1988 memiliki pajak sekitar Rp 400 ribuan. Untuk harga kisaran Rp 15 jutaan, tergantung kondisi. Namun untuk versi Turbo harganya sangat bergantung pada pemilik sendiri tanpa ada patokan harga pasti.
Baca Original Artikel