Serba-serbi Sokbreker & Per Aftermarket MPV

Kipli Kamis, 15 Maret 2018

KabarOto.com - Kendaraan jenis MPV juga bisa dibikin kece dan tetap nyaman loh, salah satunya dengan aplikasi sokbreker & per aftermarket.

"Selain lebih terjangkau dari segi harga ketimbang OEM, pilihannya pun lebih banyak. Contohnya saja merek Showa atau Tokico dengan kisaran harga Rp 2 juta untuk sepasang depan-belakang, yang sering dipilih oleh pengguna Toyota Kijang Innova,” terang Herry Liu, pemilik bengkel Bandar Per di bilangan Cikokol, Tangerang.

Ia pun menambahkan, bahwa keuntungan menggunakan peredam kejut aftermarket lainnya adalah sebagai alternatif selain merek OEM, yang cenderung lebih mudah dan menguntungkan dari segi klaim serta garansi.

Misalnya merek Tokico dengan garansi 20.000 km atau satu tahun, dimana merek Kayaba jenis Premium dan Ultra yang notabene berada di bawah naungan Astra Otoparts, hanya memberikan garansi 3 bulan.

Baca Juga: Innova Community Menggelar Kegiatan di Berbagai Daerah

Untuk varian per, Herry merekomendasikan beberapa merek lokal yang menurutnya memiliki kualitas baik serta telah teruji. “Biasanya yang doyan ceperin mobil, familiar dengan 3 cara ini, yaitu potong per, custom dengan cara ‘kanibal’ per mobil lain dan aplikasi lowering kit. Saya pribadi lebih menyarankan cara nomor 2 dan 3 untuk kenyamanan dan keamanan berkendara, namun tetap bisa gaya,” ujar pria yang doyan nge-gym ini.

Pilihan per lokal berkualitas yang dimaksud adalah merek APM, SHRC, serta SBM yang memiliki harga di kisaran Rp 1,5-1,7 juta untuk mobil seperti Toyota Kijang Innova. Nah, kalau masih ragu dengan merek lokal, pria berlengan kekar ini juga punya alternatif merek impor seperti Eibach, Tanabe, H&R, atau Tein.

Ada harga, ada rupa, merek impor tersebut memiliki banderol 2 kali lipat dari harga per lokal yakni sekitar Rp 3,1 juta untuk mobil seperti Kijang Innova.

Kenali Kerusakan Pada Suspensi

Pemilik bengkel yang berlokasi di Jl. Jendral Sudirman No.58 itu juga bilang agar rajin mengecek bagian suspensi pada 80.000 km atau 4 tahun usia mobil.

“Paling gampang tes mobil pada kecepatan tinggi, jika suspensi terasa limbung atau terdengar bunyi aneh seperti decitan pada suspensi, dapat dipastikan parts tersebut tidak bekerja secara optimal lagi,” paparnya.

Selain itu, ciri lainnya adalah tapak ban yang ‘termakan’ secara tidak rata meski sudah dilakukan wheel alignment & balancing.

Adapun ciri kerusakan lainnya seperti oli yang membasahi batang as sokbreker, yang menurutnya dapat direparasi dengan mengganti karet boot seharga Rp 50-150 ribu di luar jasa.

Cara Merawat Suspensi

Jika sudah rusak, mau tidak mau suspensi harus ganti karena hampir tidak mungkin untuk mengakali parts yang satu ini. “Banyak yang pilih alternatif ‘disuntik’ agar kembali normal, namun setelah paling lama 6 bulan, suspensi kembali lemah,” terang pria berkacamata ini.

Selain itu cara mengemudi adalah faktor utama bagaimana sektor suspensi mudah mengalami kerusakan lebih cepat dari prediksi masa pakainya sendiri, contohnya ketika pengemudi sengaja melewati jalanan rusak dengan kecepatan tinggi. Jika perilaku tersebut dilakukan berangsur-angsur, bukan tidak mungkin as sokbreker akan bengkok.

Posisi memarkir mobil pun menjadi salah satu faktornya, seperti membiarkan mobil pada bidang miring atau tidak rata dalam jangka waktu lama.

“Kalau divonis harus ganti sokbreker pun harus sepasang, tidak boleh hanya satu buah saja. Misalnya bagian depan kanan rusak, yang depan kiri pun harus ikut diganti, biar nantinya suspensi bisa bekerja dengan baik dan tidak pincang sebelah,” tutupnya.

Bagikan

Baca Original Artikel